Mohon tunggu...
Nadziraturrahma
Nadziraturrahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

fill your life with happiness

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sanubari Jiwa Amarta

1 Maret 2022   19:11 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:12 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Amarta mendadak punya ambisius untuk keluar dari keterpurukannya selama ini. Ia ingin bergerak maju demi mencapai apa pun yang dia inginkan. Bersama Allah, Amarta mampu melakukan apa pun.

"Sebentar pak, saya ingin membuat tasbih dari butiran-butiran mutiara disini untuk selalu kupergunakan ketika aku sedang melaksanakan sholat agar aku tak pernah melupakan tempat ini. Tempat yang sangat berjasa untukku. Tempatku berpijak dengan segala keluguanku. Lihatlah butiran pasir ini, aku akan sangat merindukannya. Suara ombak yang selalu menemani hening malamku akan ku simpan baik-baik didalam memori kecilku. Dinginnya malam dan hangatnya mentari pagi dipulau ini akan selalu terasa ditubuhku", ucap Amarta.

"Baik nak, silahkan. Aku akan menunggu diseberang ujung jalan sana", ucap pak Glend dengan senyuman penuh makna sehabis mendengar ucapan Amarta tadi.

Amarta pun merangkai mutiara putih itu hingga menjadi tasbih yang sangat indah.


"Selamat tinggal pulau, aku akan kembali dan memperlihatkan kejayaanku kepadamu nanti. Tunggu aku. Tenang saja, takkan  ada yang bisa menggantikanmu dihatiku. Aku takkan melupakan hari-hari yang telah kita lalui bersama. Kau akan selalu menjadi tempat terfavorit di sanubari jiwaku, detik ini, besok, dan selamanya", tutur batin Amarta.

"Ayo pak, kita berangkat. Saya sudah siap", ucap Amarta.

"Baiklah, nak. Ayo kita berdoa terlebih dahulu sebelum berangkat", ucap pak Glend.

Amarta pun pergi ke kota bersama pak Glend. Sesampainya dikota, Amarta sangat kaget dengan kehidupan disana. Amarta akan menjalani kehidupan yang sangat berbeda disini.

Dikota, Amarta ditumpangi sebuah rumah oleh pak Glend.Tak hanya itu, Amarta pun dibiayai sekolah oleh pak Glend hingga menjadi sarjana kedokteran.

Selama mengenyam pendidikan kedokteran tentunya banyak sekali masalah yang dihadapi Amarta, mulai dari lingkungan yang baru, pergaulan dan interaksi sosial dengan orang asing, dan pelajaran yang membuat otak Amarta ingin pecah menjadi kepingan-kepingan science.

 Namun, Amarta selalu ingat janjinya kepada pulau itu, bahwa ia akan kembali lagi kesana setelah mancapai kejayaaannya yakni dengan menjadi seorang dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun