"Nak, sepertinya kamu sudah lama tinggal disini", ucap bapak itu.
"Bukan sudah lama, tapi inilah duniaku. Dunia pertamaku", jawab Amarta.
"Lho, apa maksudmu?", tanya bapak itu.
"Aku adalah anak yang dibuang oleh orang tuaku sendiri, kehadiranku sepertinya malapetaka bagi mereka", jawab Amarta.
Pria itu pun terdiam, lidahnya terasa kelu dan terhenti begitu saja disertai perasaan yang pedih saat mendengar ucapan Amarta. Amarta berdiri dan memberikan secarik kertas pada pria tua itu. Dibacanya surat itu dan hanya tertulis
'ANT'
'Happy birthday peri kecilku'
"Lihatlah, bahkan aku tak tahu siapa namaku, hanya tertera ANT. Orang tuaku meninggalkanku ditepi pantai bersama sehelai kain dan secarik kertas ini, hanya berisi identitas kecilku saja", ucap Amarta.
"Dan coba lihatlah, dia membuangku dihari ulang tahunku", ucap Amarta sambil tertawa puas penuh kepedihan.
"Apakah aku boleh memanggilmu Amitha? Sekarang kau sudah punya nama! Nama yang indah", ucap bapak itu.
"Baik, terserah padamu saja ingin menamaiku apa", jawab Amarta.