Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

88 KM Merindu

19 Oktober 2022   20:09 Diperbarui: 19 Oktober 2022   20:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bidan?"

Aristi mengangguk pelan. Satu senyuman dari bibirnya berhasil membius Faris.

"Suka rela," katanya kemudian.

"Sarjana tidak menjanjikan profesi menjanjikan," kata Faris.

***

            Senja berlalu begitu cepat, ketika ia masih asyik menikmatinya. Sebuah kebiasaan untuk mengenang sang kekasih, Alan. Masih membekas di benaknya ketika Alan masih di sisinya. Hampir setiap sore, menikmati senja.

            Senjanya masih seperti dulu, Lan. Masih anggun di ufuk barat!

 

Selepas mengirim SMS itu, Aristi tersenyum. Rasa kengennya membuncah di hati. Kangen untuk sekedar menggandeng tangan sang penyejuk hati. Rasa letih mulai mengerubuni raganya. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah. Rasa kangennya akan sempurna jika di atas pembaringan ia habiskan waktu sekedar menatap wajah Alan di layar ponsel. Baru saja ia hendak melangkah, suara panggilan terdengar dari belakang.

"Hai," sapa Faris.

Aristi tersenyum kecut. Pola pikirnya menjadi tidak karuan. Dalam benaknya, Faris datang menagih utang, Rp 20. 000. Wajahnya mulai memerah lagi. Lagi lagi, ia lupa membawa serta dompetnya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun