Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

88 KM Merindu

19 Oktober 2022   20:09 Diperbarui: 19 Oktober 2022   20:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Faris manut. Ia mengambil langkah memasang jarak. Dari kejauhan ia menatapnya dalam senyum yang tak pasti. Iba atau rasa, entahlah!

"Laut itu, Ris. Ya laut itu," katanya.

"Kenapa dengan laut itu?"

"Laut itu luas, Ris. Dalam pula, tak terukur," katanya lagi.

"Kalaupun terukur, pastinya dalam, Ris," lanjutnya.

Aristi hanya mengangguk. Sebenarnya ia tidak mengerti kata-kata itu. Pemikirannya terlalu dangkal untuk mengartikannya.

"Ris, pandanglah langit di atas kepalamu, Ris," katanya lagi.

"Ada apa lagi dengan langit sayang?" Aristi mendongakkan kepalanya. Menatap langit biru yang membentang.

"Langit itu luas juga, Ris. Tinggi pula," katanya.

Aristi lagi-lagi mengangguk. Ia tahu langit itu tinggi. Tapi ia tak tahu makna tersembunyi di balik kata-kata itu.

"Ris, gunung itu, Ris," katanya lagi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun