Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

88 KM Merindu

19 Oktober 2022   20:09 Diperbarui: 19 Oktober 2022   20:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada rasa sebal meloncat keluar dari nuraninya. Gagal, sebab ia tahu orang itu pasti pekerja bengkel. Aristi memasang senyum indahnya.

"Anu, motorku macet di kampung sebelah," kata Aristi.

Pemuda tampan itu sejenak berpikir. Wajahnya dilumuri oli. Tampak kehitaman di kiri kanan pipinya. Bajunya kumal, warna aslinya hilang total.

"Macet itu banyak, ban kempis, ban bocor, rantai putus, atau apalah begitu," kata pemuda itu.

Aristi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Rantainya putus," katanya kemudian.

"Oh gitu. Ya sudah, dorong saja ke sini ya," kata pemuda itu ketus.

"Apa? Dorong?" Aristi naik pitam. Pemuda itu cuek-cuek saja.

"Ia dorong. Terus kenapa? Apa bisa motornya jalan sendiri?"

"Ya, maksudku, Om ke sana. Jauh kan kalau aku dorong," kata Aristi penuh harap.

"Tadi aku ke sini jalan kaki sendiri, karena memang aku tidak bisa dorong," lanjut Aristi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun