Risa masih tersenyum-senyum. Aristi makin heran. Bidan-bidan setengah tua itu pun ikut tersenyum. Suasana puskesmas yang harusnya sepi, hening, dan sunyi berubah menjadi pasar rakyat yang heboh.
"Ada apa sih? Aku jadi penasaran!" kata Aristi.
"Itu," kata Risa sambil menunjuk sembunyi-sembunyi.
Aristi menoleh.
"Astaga, Faris," gumamnya.
"Ris?" Aristi memastikan.
Yang dipanggil memasukkan handphone-nya ke dalam saku habis selfie, sekedar upload di medsos tentang rejekinya mendapat pekerjaan sesuai ijazahnya.
"Ris, kamu ...," ia tidak melanjutkan kalimatnya.
Faris hanya tersenyum. Aristi menggeleng heran, seolah tidak percaya, kok bisa tukang bengkel menjelma menjadi perawat.
"Kamu ... OMG, Ris, Faris ... ," katanya terputus-putus.
Sepertinya Aristi masih tidak percaya.