"Hentikan… ". Ben menyentuh kepala Mira dan sedikit menjaga jaraknya. Wajahnya terlalu dekat. Pikirnya yang malu.Â
Mereka berdua sudah hampir mendekati sekolah. Di depannya sudah terlihat gedung sekolah mereka yang cukup besar dari jarak mereka yang cukup jauh.
"Sindrom SMA… ". Ucap Ben sembari memperhatikan gedung sekolah di depannya.Â
"Hm?". Respon Mira.Â
"Mira. Kamu pernah merasakannya bukan? Sindrom SMA".
"Apa maksud kamu?".
"Yah.. Kamu tahu… Maksudku kamu pernah merasakan masa-masa dimana biasanya para remaja SMA lakukan pada masanya bukan? Masa muda remaja SMA atau semacamnya".
Mira sedikit heran. "Ya.. Tentu saja. Kamu juga saat ini sedang merasakannya bukan?".Â
"Y-Ya.. Tapi maksudku seperti…. Melakukan tindakan yang tidak biasa sebelumnya kamu lakukan… seperti merasa terbebani akan sesuatu pekerjaan baru atau mencoba sesuatu hal yang baru atau…. ". Â
"Atau…. ". Mira memiringkan kepalanya.Â
"Percintaan". Akhirnya Ben mengucapkannya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146