"Hm? Hanya itu? Saya kira bapak akan bisa memahaminya lagi dengan baik".
"Katakan saja. Ada urusan apa kau di sana?".
"Ah….. Saya bisa merasakannya. Bapak sedang merasa terancam saat ini juga, saya tahu itu".
Setelah Mando tiba di meja itu, ia mulai mengecek di dalam bawah mejanya dan melihat map-map itu yang masih berada di sana.Â
"Pak Mando. Jika anda ingin tahu mengapa saya berada di sini, datanglah kemari. Saya akan memberitahunya nanti".
"Mengapa begitu? Kau bisa memberitahuku sekarang juga bukan?". Mando mulai sedikit curiga.Â
"Berbicara langsung secara tatap muka itu lebih baik daripada harus berbicara tidak nyaman seperti ini, bukan?".
Mando pada saat itu mulai terdiam sejenak sembari berpikir keras. "Baiklah. Sekarang kembalikan handphone itu kepada Pak Neur". Ujar Mando.Â
"Saya akan dengan senang hati memberitahu alasan itu sesampainya Bapak di sini".Â
Lalu berakhirlah panggilan itu.Â
Merepotkan sekali, mengapa dia harus menutup teleponnya? Mando mulai merasa sedikit kesal.Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146