Apakah ini suatu kemenangan bagi Indonesia? Belum tentu, karena dengan adanya kasus ini, akan menimbulkan suatu sikap kehati-hatian atau kewaspadaan atau bahkan penjarakan hubungan dengan Indonesia yang dinilai "berani" menekan Philipina. Kesalahan utama Fidel Ramos adalah terlalu cepat mengambil keputusan, tanpa ada negosiasi terlebih dahulu dengan Indonesia dan panitia penyelenggara. Di sisi lain, kedudukan Indonesia makin strategis di dunia, serta sangat potensial sebagai pemimpin dunia.
***
Pukul 07.00 sudah di stasiun kereta UI, menuju Bogor. Walau kurang tidur, momentum ini sangat konstruktif bagi peningkatan rasa kekompakan, kekeluargaan dan saling pengertian di antara anggota KSM UI. Hanya 14 orang yang ikut: aku, Alex, Indra, Kun, Yuli, Ikhsan, Memed, Titis, Ayu, Eva, Ida, Maya, Yayuk, Lina dan Rifky. Sayang, Rudi tidak datang, karena kuharap bisa memberikan kontribusi atau kritikan atas makalahku kemaren.
Ada lima hal yang dibicarakan, setidaknya:
Keanggotaan: aktif dan partisipatif (usulku).
Kepengurusan: tidak terpaku pada struktur.
Orientasi program (prioritas "ciri khas" KSM).
Sikap terhadap SMUI: oposan atau pressure groups.
Pengembangan KSM UI: kepanitiaan terbuka, sosialisasi program, peningkatan kemampuan anggota, dll.
Suasana yang terbangun melalui pertemuan di Kebun Raya Bogor melepaskan suasana formal Pusgiwa. Kita lebih santai dan terbuka dalam berargumen atau mengajukan usul perubahan. Banyak masukan baru dan yang penting: KSM telah mengondisikan anggotanya untuk bersikap kritis dan demokratis dengan kemampuan ilmiah-analitis. Jika konsolidasi dan kekompakan tetap terjamin, aku yakin KSM akan lebih disegani oleh mahasiswa UI dan masyarakat, ketimbang SMUI. Ini memungkinkan.
Dan aku sudah menuntaskan satu persoalan, yaitu tetap ada di KSM dan masuk SMUI. Alasanku untuk aktif di SMUI adalah agar apa yang sudah kubangun selama 1,5 tahun di SMUI (sejak Diskusi Mahasiswa tentang Tinggal Landas) tidak runtuh, terutama hubunganku dengan aktifis-aktifis mahasiswa di UI dan diluar UI. Ini penting, untuk aktualisasi dan eksistensi diri, di samping kemampuan organisatoris dan kesempatan-kesempatan eksklusif yang jarang ditemui, jika aku jadi mahasiswa biasa.