Sepertinya, kekalahannya justru menimbulkan oposisi terhadap SM terpilih (Isa). Secara pribadi, aku mengakui konsep-konsepnya.
"Tujuan kita sama, berjuang untuk rakyat. Mungkin jalan kita yang berbeda," katanya.
Pukul 15.00 pulang, setelah ngobrol dengan Sudirman dan Firdaus. Aku ngajak Ema dengan keinginan agar dia "mengenal siapa gua yang sebenarnya". Mendapatkan Pian, Kamili dan Culin lagi tidur.
Dan Ema harus belajar duduk di tikar/karpet. Kita Cuma bicara soal-soal pribadi dan keluarga, sampai 17.00.
Di senat tadi, sebelum pulang, ketemu Haryo yang bilang pada Ema: "Hati-hati sama Indra, orientasinya vertikal."
"Berarti elu belum mengenal gua," kataku.
"Tidak perlu," jawabnya.
Ema juga diajak bicara politik tingkat nasional. Entah apa maksudnya.
Kamis, 19 Mei 1994
Aku menemukan konsepsi baru tentang diriku: sebagai seorang humanis. Istilah itu diingatkan oleh Umi Lasminah.
Pertentangan antara kelompok kiri, hijau atau perbedaan antar agama hanya bisa dipahami oleh satu unsur: kemanusiaan. Aku mendiskusikannya secara panjang lebar di Kansas dengan Yusrizal, Yunadi dan Luki. Pandanganku didukung oleh Luki, seorang Katolik, bahwa dialog hanya akan bisa dipertemukan kalau dibawa ke konsep yang universal: kemanusiaan. Kalau persepsi golongan, agama, kelompok atau satu sisi saja yang ditonjolkan, maka dialog akan macet.