"Kita tidak bisa menunggu Alaksolan datang menemui kita, kita pergi ke apartemen Alaksolan saja!" Amanda mengarahkan tujuan mereka.
Sepeda motor dipacu oleh Herman sekencang-kencangnya menuju gedung terdekat yang ditunjuk Amanda.
Tetapi di jalan sudah terjadi kekacauan.
Angin bertiup kencang dan menerbangkan segala macam benda ke arah mereka.
Pohon-pohon sudah banyak yang miring diterpa angin, bahkan beberapa sudah ada yang tumbang.
Tiba-tiba PRANG!, "Hei ada apa?" teriak Herman.
Amanda sama terkejut.
"Gempa!" kata Amanda melihat sebuah runtuhan bangunan menimpa sepeda motor yang mereka naiki.
***
Sepeda motor yang mereka bawa, atapnya telah banyak ditimpa runtuhan bangunan sampai penyok dan mengakibatkan oleng jalannya.
"Awas!" teriak Amanda mengingatkan Herman. Tentu saja Herman juga telah melihat onggokan reruntuhan yang melintang di jalan sehingga sigap membanting stir menghindar. Tetapi karena terlalu miring, sisi lain sepeda motornya menyentuh tanah.
Sepeda motor terguncang keras telah membentur jalan. Beruntung Herman masih bisa menguasai sehingga lajunya masih dapat dikendalikan lalu pelan-pelan menepi karena jalan di depannya sudah berantakan dan tidak baik dilalui.
"Ups.... Nyaris," gumam Amanda lega sejauh ini
mereka baik-baik dihadang berbagai kekacauan.
Herman bergegas turun lalu berlari kearah sisi lain untuk membantu Amanda keluar dari pintu yang jadi macet.