Lalu disusul datang suara bergemuruh dari angkasa. Suara semakin lama semakin keras seolah-olah langit akan runtuh.
Cahaya dari langit semakin kuat dan menyilaukan mata sehingga orang tidak kuat memandang langsung ke atas.
"Ada meteor jatuh?" sangka Amanda.
"Bukan!" sanggah Herman, "Itu Komet." Jelasnya.
"Sekarang aku mengerti Naga dari Langit yang diduga Prof. Marwan, adalah Komet! Seperti yang dicatat dalam kalendar Maya. Cocok bukan!"
"Ternyata Naga adalah gambaran imaginasi bangsa-bangsa primitif untuk Komet!" Tegas Herman.
Semua orang penasaran dengan perubahan cuaca dilangit yang mendadak ini. Lengan mereka terbuka untuk melindungi mata dari cahaya yang sangat menyilaukan mata sehingga tidak mampu melihat apapun.
"Bukankah catatan pada kalendar Maya adalah ramalan Kiamat?" tanya Amanda.
"Bukan, bukan!" kata Herman mengoreksi, "Kiamat 2012 terbukti meleset.
Kata Prof. Marwan, bangsa Maya adalah salah satu kelompok bangsa yang survive dari bencana di zaman ini. Dan prasasti Kalendar Maya sebenarnya adalah catatan kiamat di era Pliosen, negeri para dewa pemilik piramid-piramid yang terjadi saat pergantian milenium ini."
Herman tercengang mendengar kesimpulannya sendiri.