Herman dan Amanda berlari lari menuruni anak tangga sambil saling berpegangan erat.
Namun Herman dan Amanda sempat mendengar lewat pengeras suara, para pemuka menenangkan keadaan, "Jangan panik!" himbau mereka.
"Tadi itu adalah pesan dari langit!" hibur sang Pemuka Utama mewakili para pemuka lainnya. "Amun Re ternyata menerima doa kita."
Mendengar penjelasan dari orang yang mereka hormati, mereka percaya dan mencoba bergembira kembali.
Tapi tentu saja Herman dan Amanda tidak percaya, malah semakin mempercepat langkah kaki mereka pergi secepat mungkin mencari tempat tinggi yang bisa mereka capai.
"Kedatangan Komet tadi hampir menyeret matahari sampai berpindah posisinya. Equilibrium bumi menyesuaikan porosnya dengan matahari." Papar Herman.
Amanda ingat apa yang mereka lihat di Ibin Tuk yang ternyata Komet jauh lebih besar daripada matahari.
Â
"Kata Prof. Marwan, banyak yang belum diketahui mengenai wujud komet sebenarnya. Bahkan Ia menduga akibat kedatangan komet ini, mengakibatkan pula perpindahan poros bumi yang mendadak dan pada saat bumi terus berotasi, sehingga lautan di selatan tumpah ke seluruh daratan di utara ini."
Herman dan Amanda sampai ke tempat motor roda tiganya di parkir. lalu Ia naik duluan, dan diikuti Amanda yang sekarang duduk di belakang.
"Tsunami raksasa akan datang dan menenggelamkan seluruh daratan sehingga membinasakan seluruh makhluk hidup di permukaan bumi ini!" Seru Herman.
"Kiamat?" Pekik Amanda.
Pertanyaan Amanda ini tidak perlu dibahas karena sudah tahu jawabannya.