"Berarti Kiamat itu sekarang!" seru Amanda.
Herman dan Amanda saling merapatkan diri ketakutan.
"Tapi tenang Manda," hibur Herman. "Semoga selanjutnya tidak ada apa-apa.
Tetapi harapan Herman diragukan olehnya sendiri. Meskipun suara gemuruh perlahan-lahan semakin mengecil, dan sekarang langit mulai berkurang silaunya, Herman belum merasa tenang.
"Lihat!" seru Amanda menunjuk ke langit. Tampak sebuah bintang jatuh bergerak menjauh. Mereka teringat mitos apabila melihat sebuah bintang jatuh.
"Ini pertanda buruknya," kata Herman semakin cemas.
"Komet tadi hanya lewat saja di luar angkasa, tapi akibat kedatangannya yang kutakutkan!"
Meskipun demikian, semua orang mulai merasa lega karena langit berangsur-angsur normal.
Tapi mereka keliru, karena ternyata awan gelap cepat menyebar luas menutup langit ditiup oleh angin kencang.
"Sekarang apalagi?" pekik Amanda ngeri melihat perubahan cuaca kali ini.
Herman dan Amanda belum melepaskan pegangan masing-masing.
Halilintar mulai menyambar-nyambar melecut langit.
Komet memang telah menghilang secepat ia datang. Tapi sepeninggalan komet, cuaca menyusul menjadi semakin buruk.