Herman merasakan tubuh Amanda menjadi tegang. Tapi Herman sendiri perhatiannya sedang tertuju ke arah lain.
Â
Herman sedang merasakan getaran tanah yang dipijaknya.
"Ini bukan gempa, tapi kenapa tanah bergetar...?" tanya Herman, "malah semakin lama semakin ..."
Tapi sia-sia saja Herman berteriak. Suara angin lebih keras sehingga tidak terdengar jelas oleh telinganya sendiri.
Herman belum selesai bicara, tangan Amanda memegang rahangnya dan mendorong kepala Herman ke arah tempat Amanda melihat.
"Apa?" tanya Herman mengira Amanda hendak menunjukan sesuatu ....
Herman memperhatikan arah yang ditunjuk Amanda. Alangkah kaget Herman melihat pemandangan mengerikan di depan matanya. Herman tidak kuasa bergerak dan hanya mampu bergumam, "Ya Tuhan!" sambil gemetar ketakutan.
Keduanya terpaku di tempat saling berhadapan melihat pemandangan luar biasa di depan mata.
Air datang dari berbagai penjuru dengan deras. Tetapi air ini setinggi langit membentuk tembok besar berlapis-lapis, datang dibelakang gedung-gedung pencakar langit kearah mereka. Semua orang berlarian panik menghindari air yang menyeret apa saja yang dilalui.
Tetapi yang paling dahsyat adalah melihat ombak datang membentuk dinding air setinggi gunung.
Pada saat genting, seseorang datang lalu menyeret bahu Herman.