Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dari Manusia sebagai Spesies ke Manusia sebagai Tubuh

2 November 2022   10:55 Diperbarui: 23 Juni 2023   22:07 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dari Manusia sebagai Spesies ke Manusia sebagai Tubuh (Sumber gambar : vectorstock.com)

Misalnya, diskursus kependudukan, kelahiran, dan kematian. Kebahagian dengan indeksnya atau diskursus kemiskinan beserta jenis, indikator, tingkat atau persentasenya memiliki keterkaitan relasi antara tatanan kata-kata, tubuh dan kuasa.

Agar manusia tidak terjatuh dalam sensasi kelaparan, maka produktivitas kuasa kuasa negara yang tinggi perlu meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial ditandai lebih nyata dalam penampakan antara kata-kata dan tindakan.

Sebagai suatu tanda, bahasa yang dimiliki manusia dikembangkan melalui pertukaran, dalam perdagangan, dalam interaksi kelompok melek dan buta huruf, fesyen, pariwisata, keuangan, peperangan, dan seluruh aktivitas kehidupan.

Lebih jauh lagi, bagaimana mengekang nafsu berlebihan atau mendietkan kesenangan untuk memenuhi kebutuhan melebihi produk melalui pendisiplinan orang-orang atas tubuhnya dan atas kuasanya sendiri.

Dalam tanda-tanda baca yang luput dari pembentukaannya, justeru mereka mendengar suara perih dari orang-orang yang tidak berdaya dihadapan bujuk rayu ekonomi, karena pemenuhan filosofis, biologis, dan bahasa dilepaskan keluar oleh mereka sebagai spesies menuju suatu perikehidupan bersama, berkembang dan mempertahankan hidup.

Jam-jam yang tersisa digunakan oleh seseorang untuk bekerja tanpa menafikan subyek dan predikat akan dikembalikan dalam proposisi sebagai bagian dari bahasa.

Ketidakhadiran ambang batas bahasa bukan lagi pada titik dimana kata kerja pertama kali muncul, melainkan pada kata kerja terakhir dalam proposisi lahir, direkam, dan diikuti dengan jejak-jejaknya.

Dalam ingatan melalui kata-kata atau huruf demi huruf yang dipadatkan melalui tulisan-tubuh dan berlangsung secara alami dalam kehidupan.

Apa yang harus kita pikirkan atau lakukan, tatkala sama sekali tidak ada tatanan kehidupan yang langgeng, kecuali diselingi kelicikan dibalik kata-kata yang membujuk rayu ditengah tema pembicaraan tentang manusia.

Begitulah rentetan tipu muslihat yang tersembunyi dalam kondisi eksistensi yang luput dari pikiran. Sehingga menjadi satu alasan mengapa esensi di setiap kata, dari seseorang yang berada dalam pergerakan kata kerja membuatnya menyusul pula kehadiran kata ajektiva, yang dikaburkan oleh eksistensi mereka yang rawan, muncul dan lenyap mengikuti angin.

Ungkapan klasik, bahwa 'kemana angin bertiup di sana pulalah dia muncul dan lenyap'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun