Ia dipuja dalam tanda-tanda dan jejak-jejak di saat manusia memiliki bahasa. Pada satu sisi, tubuh adalah titik infeksi dari hal-hal tertentu.
Sisi lain, tubuh adalah titik balik kesenangan sekaligus kesenangan sebagai tubuh.
Kekuatan-kekuatannya lebih dimungkinkan untuk diperbarui kembali dalam tubuh sendiri. Masih tetap pada tubuh yang hidup. Tubuh adalah energi atau kekuatan.
Jadi, tubuh bukan untuk melawan organisme, melainkan tubuh yang menantang 'tubuh yang sekedar hidup'.
Menyangkut perluasan tubuh, manusia tidak lagi melawan 'mesin', karena dialah mesin itu; dari spesies telah lahir menjadi 'tubuh baru' yang berlipat-ganda pada 'mesin baru'.
Ia diciptakan untuk menantang takdir dengan cara menyusun dan mewujudkan peta masa depannya, yang diartikulasikan dengan kata-kata menuju sebuah tatanan wujud yang lebih kreatif. Manusia adalah dari segala hal yang dipertahankan sebagai wujud sekaligus pemikiran tentangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H