Dalam relasi bolak-balik yang menandakan kesatuan antara tubuh dan suara dari mulut atau lidah dan tindakan yang diuji kekuatan dampaknya dalam pengetahuan.
Karena ia digambarkan, dilukiskan atau diucapkan, maka tubuh menandakan seluruh bahasa atau kata-kata.
Jenis kata-kata yang digunakan akan dipengaruhi oleh tubuh melalui cara pengucapan huruf-huruf vokal dan konsonan yang bersuara dalam rongga mulut.
Kata kerja, kata benda, dan yang lain datang dari tubuh, yang terjalin relasi timbal-balik antara pikiran dan fantasi, hasrat dan dan imajinasi.
Sekali lagi, dalam eksistensi yang muncul dan lenyap, manusia tidak memiliki apa-apa, jika dia bergantung semata-mata pada apa yang diinginkan atau dalam dirinya sendiri.
Seseorang berbicara dengan susunan kalimat atau bahasa yang masuk akal, yang diartikulasikan secara logis, tetapi susunan karakter-karakter lebih mirip makhluk hidup yang berkaki empat.
Ingatan manusia pun akan menghilang dalam jejak-jejak yang dibentuknya dan dalam namanya.
Paradoks dapat ditemui dalam relasi organik dengan kemiripan fungsi secara umum manusia yang terbukti bukanlah satu-satunya spesies yang memiliki sistem pernafasan, pencernaan atau reproduksi.
Lain halnya, jika kita menguji pemikiran tentang cara produksi, dimana individu dan kelompok usaha mencari dengan siapa dijadikan mitra dalam menyediakan alat-alat atau sarana yang dibutuhkan.
Bagaimana manusia dalam wujudnya dapat dihubungkan dengan benda-benda yang memungkinkan dapat memengaruhi mode kehidupannya dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk memenuhi kebutuhannya bertambah meningkat yang pada saat yang sama menandakan ketidakpuasan dari apa yang dirahinya.