Untuk tidak lari dari wujud alami, seseorang melanggar garis-garis batas dari tempat yang terakhir dengan cara berusaha sekeras mungkin untuk merahi dan menghadirkan masa depan. Manusia bukanlah seperti 'ikan dalam air', yang mampu bernafas.
Di berbagai tempat sepanjang alam menyediakan keseimbangan baginya.
Relasi bolak-balik alam dan manusialah yang menciptakan keseimbangan tanpa akhir permainan bebas tanda.
Titik keseimbangan dari tatanan wujud menyediakan peran strategis yang membawanya pada satu titik persinggahan, dari jarak yang tidak jauh padanya akan berhadap-hadapan dengan titik-titik yang lain.
Peran strategis yang dimainkan oleh manusia melalui tubuh untuk mengelola jalan hidupnya secara dinamis dan dia memasuki kembali pada sifat alaminya.
Dalam kemampuannya, manusia mengenali daya kreatifnya untuk menengahi kerja keras yang menghasilkan lebih banyak dan bertambah banyak lagi.
Bahkan dari hasil ketekunan bekerjanya, tubuh tanpa disangka-sangka mendapatkan lebih dari kebutuhan sehari-hari tanpa nilai lebih sebagai dasar pemikirannya.
Dari situlah tatanan wujud dari kehidupan dimulai kembali, dalam bahasa yang telah diperbarui dan dalam kerongkongan yang tidak parau lagi.
Sebagai akibat dari kerja kerasnya, seseorang mampu menciptakan kondisi dimana aktivitas produksi dan pertukaran berlangsung tanpa tekanan kebutuhan bagi kehidupan, karena dia diberi jeda untuk berdiri di titik persinggahan yang sama.Â
Seseorang berkata. "Aku adalah tubuh-organisme sebagai kekuatan." "Aku adalah manusia, maka sebagai akibat dari kesenangan adalah berpakaian."
Sisi permukaan tubuh ditandai dengan struktur organik tidak sepadan jika merujuk pada energi apa yang tersembunyi, dalam tabiat yang tidak ada campur tangan atas pertentangan antara identitas dan perbedaan jenis dan kadar tatanan organik.