Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dari Manusia sebagai Spesies ke Manusia sebagai Tubuh

2 November 2022   10:55 Diperbarui: 23 Juni 2023   22:07 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dari Manusia sebagai Spesies ke Manusia sebagai Tubuh (Sumber gambar : vectorstock.com)

Manusia mampu berbicara dan menuliskan kata 'makan' tatkala dihubungkan dengan sepiring 'nasi' yang tersaji di atas meja merupakan ungkapan nyata diantara benda padat yang mengarah pada kata-kata 'lapar' dan mengenai keinginannya untuk 'kenyang' atau menumpas 'rasa lapar'.

Secara khusus, melalui kata-kata menandai apa yang mereka tulis dan bicarakan menjadi suatu proses pembentukan kemiripan melalui imajinasi. Kemiripan seseorang saat lapar dan kenyang dengan orang lain dan diantara makhluk hidup diletakkan pada sisi timbal-balik imajinasi.

Pergerakan bahasa disusun dari kata-kata, yang digabungkan dengan analogi manusia, dalam  kemiripan yang tidak terpisahkan pada permukaan alam semesta: aliran pembuluh venanya tetap mengalir seperti sungai yang panjang, tulangnya adalah bebatuan, dagingnya laksana lahan yang subur, dan tambang mineral atau logam yang tersembunyi di tambang-tambang diserupai ketujuh organ utama.

Rangkaian kata-kata hikmah dalam pemikiran klasik, bahwa 'manusia adalah suatu miniatur alam semesta'.

Tepatlah, kiranya manusia dan tubuhnya masih memungkinkan menjadi sebagian dari atlas atau bola dunia mengikuti jejak-jejak mereka sendiri di alam semesta.

Mereka mencoba mempelajari dengan banyaknya perbandingan anatomi yang tidak sesuai apa yang dipersembahkan oleh ilmu pengetahuan dari sekian abad sebelumnya.

Manusia yang memulai untuk menggambarkan dirinya dari seluruh arah dalam kemiripan; kembali mengambil tempat, dimana dia berubah dan berpindah diantara benda-benda dan bayangannya.

Dari manusialah diletakkan harapan besar padanya dan relasi-relasinya dengan alam sekitarnya dapat terbangun suatu energi kreatif yang dimilikinya.

Manusia dengan kekuatan bahasa menghentikan duka cita menjadi suka cita, seperti perjalanan fajar terbit di timur dan tenggelam di barat dan silih bergantinya siang dan malam.

Manusialah satu-satunya memiliki kekuatan mimpi, fantasi dan imajinasi yang ditopang oleh teknologi melebihi burung yang terbang dan membuat sarangnya atau rumahnya.

Manusia mampu membangun gedung pencakar langit, terbang, bertamasya ke luar angkasa, menjelajah, dan menginjakkan kakinya di atas planet lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun