Â
Daerah-daerah di atas, kecuali mungkin Jakarta dan Yogyakarta masih merupakan daerah dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang relatif rendah. Yang paling jelas, dengan masih adanya konflik antara hubungan pempus dengan pemda menunjukkan bahwa solusi yang diberikan di atas belum komprehensif. Akibatnya, daerah seringkali berhadap-hadapan dengan pusat terutama berbicara masalah kewenangan dan keuangan.
Â
Sehingga, bagi penulis perlu ditinjau kembali format desentralisasi asimetris yang paling cocok dengan Indonesia. Bukan saja masalah apa dan bagaiman desentralisasi asimetris itu dijalankan tetapi juga terkait hal-hal apa saja yang dapat menjadikan suatu daerah itu pantas untuk diberikan kebijakan desentralisasi yang asimetri.Â
Â
BAB III: METODOLOGI PENULISAN
Seperti yang disampaikan pada bagian-bagian awal, bahwa tulisan ini merupakan tulisan kualitatif. Seperti diketahui, tulisan atau penelitian kualitatif merupakan tulisan yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi (Ghony dan Almanshur, 2012).
Â
Lebih jauh, tulisan jenis  ini lebih menekankan pada kualitas atau hal ter-penting suatu barang atau jasa. Hal terpenting itu dapat berupa kejadian, fenomena, kebijakan dan gejala sosial. Penelitian kualitatif ini biasanya untuk menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsio-nalisasi organisasi, pergerakan sosial, dampak kebijakan dan hubungan kekerabatan.
Â
Dalam metode penelitian kualitatif terdapat beberapa cara atau teknik pengumpulan data antara lain teknik yang alamiah berupa studi pustaka atau literatur (sumber data primer), tetapi banyak pula yang menggunakan teknik-teknik observasi, partisipasi dan dokumentasi. Untuk kesempatan ini, penulis lebih cenderung menggunakan teknik studi pustaka.