Selama ia menunggu bundanya ditangani lebih lanjut, ia selalu berdoa dan memohon supaya tidak terjadi apa-apa.
"Ya Tuhan selamatkan bidadari yang sangat hamba sayangi. Jangan ambil dia dari hamba"
"Pah, papah liat bunda kan ? Bunda lagi sekarat pah. Bunda lagi ditangani dokter. Senjani harus apa ? Senjani gak punya siapa-siapa lagi selain bunda, pah Senjani takut, Senjani gak kuat buat menjalani semuanya seorang diri" setelah itu ia kembali menangis rasa takut akan kehilangan orang yang ia sayangi itu selalu ia rasakan setiap hari.
Dokter sudah selesai menangani Dewi, Senjani langsung menghampiri bundanya itu lewat kaca.
Ia hanya bisa menatap bundanya karena semua tubuhnya dipasang alat-alat medis.Â
Tak kuasa ia menahan semuanya.
"Bunda, tolong bertahan demi Senjani. Masih ada begitu banyak senja yang harus kita lalui. Masih ada permintaan bunda yang belum senjani penuhi. Masih banyak kebahagiaan yang ingin senjani salurkan ke bunda. Bun Senjani mohon untuk kali ini, tolong bertahan" setelah mengucapkan itu senjani tak mampu menahan semuanya lagi ia hanya bisa menangis tersungkur dilantai.
Tak ada siapa-siapa lagi disana hanya ada Senjani dan bundanya yang terpisah ruangan.
Tak disangka ternyata ada seseorang yang memperhatikan senjani, ia menghampiri senjani lalu memberinya sebotol air minum.
Senjani hanya menerima air minum itu dan ia tidak berniat untuk menanyakan siapakah orang yang telah memberinya air minum itu.
Hari pun terasa begitu cepat berlalu, hari ini tepat hari ketiga bundanya berada dirumah sakit.