"Senja, hari ini pengumumannya ya ?"
"Iya bun, doain ya semoga Senja bisa lolos. Senja pingin jadi salah satu orang yang bisa menyembuhkan sakitnya bunda" Senja tidak jadi masuk ke hukum, ia lebih memilih masuk ke kedokteran karena dengan alasan ia ingin menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan penyakit bundanya itu.
Tiba saatnya pengumuman penerimaan Perguruan Tinggi Negeri pun dimulai. Senjani mulai cek web penerimaannya, ia tidak menyangka bahwa yang tertulis disana adalah.
"selamat anda dinyatakan lulus SNMPTN.
PTN : Universitas Gadjah Mada
Prodi : Kedokteran" bak tersambar petir di siang bolong, Dewi orang pertama yang memeluk dan mengucapkan selamat kepada anaknya bahkan terdapat tangis kebahagiaan.
Tidak banyak yang Senjani katakan, dalam hatinya ia terus berterimakasih kepada Tuhan.
"Selamat ya Senjani, bunda bangga banget sama kamu nak. Terimakasih banyak ya Senjani untuk semuanya" tatapan Dewi yang haru akan kebahagiaan itu mampu membuat air mata yang dari tadi Senjani tahan keluar dari pelupuk matanya begitu saja.
Sore ini Senjani pergi ke makam Alm. Dean, tidak ditemani Dewi.
"Halo pah aku ini ketiga kalinya ya aku datang ke papah, maaf pah aku selalu merasa bingung dan tidak yakin setiap langkah yang aku ambil, terlalu banyak ketakutan  yang Senjani rasakan. Ternyata Tuhan berkata lain pah, hari ini anak semata wayang papah berhasil masuk ke universitas yang dia mau. Oh iya pah kayaknya kita bakal jarang ketemu untuk beberapa tahun ke depan. Aku sama bunda bakal tinggal di Yogyakarta. Aku izin ya bawa bunda kesana. Papah pantau kita terus ya" tidak ada kata yang Senjani ucapkan lagi setelah itu. Dia pergi setelah berdoa dan meletakan bunga matahari kesukaan Alm. Papahnya itu.
BAB 6 'Yogyakarta dan 5 Permintaan'
Minggu depan Senjani dan Dewi mulai pindah ke Yogyakarta. Akhir-akhir ini mereka mulai disibukan dengan beberapa hal.
Mulai dari packing barang-barang yang akan mereka bawa, tempat tinggal dan usaha apa yang mereka lakukan disana.