Biasanya dia gak mau buat ngirim email, dia lebih suka langsung datang ke makam Alm papahnya itu.
Malam berlalu begitu cepat, pagi ini Dewi ngerasa berat banget untuk terbangun karena ia sudah tahu pasti anaknya itu menagih jawaban yang seminggu ini telah ia ajukan.
Dari semua keinginan Senjani, baru kali ini rasanya sangat berat untuk memberi keputusan.
Dan entah mengapa sangat susah sekali untuk bilang ke Senjani bahwa ia tidak menyetujuinya.
Ia tau pasti bahwa Senjani bukan anak mudah mengambil keputusan, pasti ia telah mempertimbangkan semuanya, tapi Dewi merasa baru kali ini anaknya mengambil keputusan dalam waktu yang cepat biasanya perlu beberapa bulan untuk ia mengambil keputusan, tapi ini satu minggu saja tidak, ia sudah sangat ingin masuk ke organisasi pecinta alam itu.
"PAGI BUNDA!!!" Sangat semangat Senjani pagi ini, karena ia tahu bahwa pagi ini bundanya akan menjawab permintaan yang ia ajukan beberapa hari lalu.
"Semangat banget keliatannya hari ini" Dewi yang memasukan air kedalam gelas Senjani.
"Jangan becanda, masih pagi lho ini bun. Masa gak inget apa yang aku mau dipagi ini, padahal kita udah terlalu sering membahasnya setiap hari malahan." Senjani sedikit menekuk mukanya karena jawaban bundanya itu.
"Iya bunda inget dan udah ada jawabannya, tapi emang harus sekarang banget bunda jawaba nya ?"
"Iya sekarang, soalnya aku harus ngasih keputusan ke senior aku hari ini juga"
"Kalo gitu bunda izinin, tapi ada syaratnya" tegas Dewi kepada Senjani.