Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Auditor - PNS

PNS yang hobi olahraga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Bunda Terpaksa Membohongi Kalian, Nak

22 Oktober 2022   15:39 Diperbarui: 22 Oktober 2022   15:40 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia terharu melihat ketiga darah dagingnya itu berangkat sekolah seraya menenteng dagangan. Namun sekaligus sedih karena ia telah membohongi mereka dengan skenario yang terpaksa ia buat. 

Aisyah juga sedih memikirkan andai dagangan itu nantinya tidak laku. Pasti ketiga bocah lugu itu sedih, keceriaan mereka seketika sirna. Uang yang diharapkan untuk membayar kontrakan dan menyambung hidup pun tak diperoleh. 

***** 

Setibanya di sekolah, tanpa ragu Farah langsung mempromosikan dagangannya. Jam masuk masih lima belas menit lagi, tapi sebagian besar murid sudah datang. 

"Ayo sini, aku jualan cilok enak, nih. Ayo pada beli dong!" Promosi Farah dengan suaranya yang lengking.   

Tak lama, teman-temannya segera mengitari. 

"Dijual berapa segini, Farah?" seorang anak laki-laki mengambil sebungkus cilok dari keranjang. 

"Lima ribu." 

"Yaah ... kok lebih mahal dari pada ciloknya Mang Ucup di depan sekolah?" 

"Eh, jangan salah ... cilok bikinan bundaku ini lebih enak. Bumbunya lebih terasa. Coba deh kalau gak percaya." 

Farah membuka satu bungkus, lalu membagikannya sebagai tester. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun