Ketiga bocah itu serempak menoleh dan menghentikan aktivitas mereka. Sedangkan si bungsu masih tertidur lelap.Â
"Permainan apa, Bunda? Si nomor tiga, Firza, langsung penasaran.Â
Bocah kelas satu SD itu segera mendekat dan duduk di sebelah Aisyah. Sementara kedua kakaknya juga terlihat antusias mendengar akan ada permainan. Mereka menyusul mendekat.Â
"Begini, Bunda ada permainan keren untuk kalian. Selain permainan, ini juga semacam perlombaan yang seru." Dengan wajah berbinar Aisyah tatap mata ketiga bocah itu bergantian.Â
"Wah, asiiik ... permainan apa, Bunda?" Farah, si nomor dua yang juga kelas dua SD, ikut penasaran. Sedangkan si sulung Fatih, meski juga terlihat penasaran tapi tak berkata apa-apa. Ia memang cenderung pendiam, tak banyak cakap, persis almarhum ayahnya.Â
"Nama permainannya, wira usaha untuk menghasilkan uang," ujar Aisyah mantap.Â
Ketiga bocah saling pandang, lalu Farah langsung bertanya, mewakili kebingungan dua saudaranya mengenai nama permainan itu.Â
"Wira usaha ...? Lomba menghasilkan uang? Permainan apa tuh, Bun? Gimana caranya?"Â
"Singkatnya, dalam permainan ini, kalian harus berjualan. Nanti, siapa yang paling banyak menghasilkan uang dari hasil berjualan itu, dia lah yang jadi pemenang."Â
"Jualan apa, Bunda?" sela Firza.Â
"Jualan makanan atau kue-kue. Selama ini kalian selalu suka makanan dan kue-kue yang Bunda bikin, kan? Nah, terserah kalian mau jualan apa. Nanti Bunda yang bikin. Kalian tinggal jualan dan atur strategi sebaik mungkin supaya laku."Â