Ia tiba di sekolah juga lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi.Â
Setelah menaruh tas, ia segera menuju ruang guru sembari menenteng loyang-loyang berisi brownies.Â
Setibanya di ambang pintu ruang guru, tanpa ragu bocah itu langsung beraksi.Â
"Assalammualaikum, Bapak Ibu Guru ... Bapak Ibu Guru sudah pada sarapan? Firza ada kue, nih!" seru Firza dengan wajah lugu.Â
Para guru serempak menoleh, lalu saling pandang.Â
"Firza kelas berapa?" tanya seorang guru yang duduk paling dekat dari posisi Firza berdiri.Â
"Kelas satu, Bu."Â
"Kue apa tuh yang Firza bawa?"Â
"Brownies, Bu. Bikinan Bunda Firza. Enak banget, loh, Bu. Firza jamin," ujar Firza sambil nyengir lebar, memperlihatkan gusinya yang ompong karena dua gigi seri atasnya yang sudah tanggal.Â
"Maksudnya, ini Firza jualan kue? Membantu mama?" tanya guru lain masih dengan wajah bingung.Â
"Mmm ... bukan, Bu ... Eh ... maksud Firza, iya. Memang kue ini Firza jual. Tapi ini karena ikut lomba."Â