"Wira usaha ...? Lomba menghasilkan uang? Permainan apa tuh, Bun? Gimana caranya?"Â
"Singkatnya, dalam permainan ini, kalian harus berjualan. Nanti, siapa yang paling banyak menghasilkan uang dari hasil berjualan itu, dia lah yang jadi pemenang."Â
"Jualan apa, Bunda?" sela Firza.Â
"Jualan makanan atau kue-kue. Selama ini kalian selalu suka makanan dan kue-kue yang Bunda bikin, kan? Nah, terserah kalian mau jualan apa. Nanti Bunda yang bikin. Kalian tinggal jualan dan atur strategi sebaik mungkin supaya laku."Â
"Trus, jualannya di mana? Harganya berapa?" tanya Farah.Â
"Nah, ini juga terserah kalian. Seperti Bunda bilang tadi, itu bagian dari strategi. Silakan kalian atur sendiri. Mau di sekolah, di mesjid tempat kalian mengaji, atau di mana saja, boleh. Soal harga juga gitu, terserah kalian menentukan. Ambil aja patokan harga rata-rata di sekolah kalian. Lalu jual lebih murah atau sama. Bisa juga lebih mahal, asal kalian pintar promosi, pasti tetap laku."Â
Aisyah diam sesaat. Ia lihat air muka ketiga anaknya bergantian. Menakar, apakah mereka antusias atau tidak.Â
"Gimana, kalian tertarik?"Â
"Aku terarik, seru nih!" ujar Farah bersemangat.Â
"Aku juga!" Firza tak kalah semangat.Â
"Fatih, gimana? Tertarik ikut permainan ini?" kejar Aisyah karena Fatih tidak bereaksi sebagaimana kedua adiknya.Â