"Masha Allah ... luar biasa .... Hari pertama ini kalian menghasilkan uang Alhamdulillaah sangat banyak." Aisyah ciumi rambut ketiga anaknya bergantian.Â
Ia gembira, dagangan anak-anaknya laku. Jumlah uang yang diperoleh juga jauh lebih besar dari pada yang ia perkirakan. Aisyah takjub. Entah bagaimana cara anak-anaknya berjualan.Â
Aisyah juga merasa lega karena ketiga buah hatinya itu terlihat tetap gembira. Tidak terlihat ada tanda-tanda mereka mengalami pengalaman yang tidak enak selama berjualan.Â
Fatih yang cenderung pendiam pun tadi terlihat sangat ceria ketika menyerahkan uang hasil berjualan.Â
Hari ini, Fatih yang paling banyak menghasilkan uang. Tapi anehnya dagangannya tidak terjual habis. Entah kenapa bisa begitu. Aisyah cukup dibuat bingung olehnya.Â
Farah yang optimis bakal menang malah yang paling sedikit memperoleh uang.Â
"Besok Farah harus dapat lebih banyak lagi," tekatnya.Â
*****Â
Sudah dua minggu lomba berjalan. Tiap hari dagangan ketiga bocah itu hampir selalu habis. Aisyah pun berhasil mengumpulkan uang lumayan banyak.Â
Sewa rumah bisa ia lunasi. Biaya hidup sehari-hari terpenuhi lebih dari cukup. Aisyah pun semakin bersemangat menyiapkan dagangan.Â
Tak sulit baginya. Sambil memasak, ia tetap bisa mengurus si bungsu Fariz. Bahan-bahan ia pesan online. Semua di antar ke rumah. Aisyah benar-benar bersyukur ekonomi keluarganya jauh membaik.Â