"Aku mau jualan cilok, Bun. Cilok bikinan Bunda enak banget. Aku yakin bakal laku kalau dijual." Farah paling duluan menentukan pilihan.Â
"Aku mau jualan brownies aja. Brownies bikinan bunda juga enak." Firza juga terlihat yakin. Â
Lagi-lagi Fatih yang tidak segera menjawab.Â
"Fatih gimana? Mau jualan apa?" Kembali Aisyah harus memancing. Ia agak khawatir, jangan-jangan Fatih sebenarnya paham bahwa ini akal-akalannya saja.Â
"Mmmm ... Fatih ikut Farah aja, jualan cilok. Teman-teman Fatih dulu pernah nyicipi cilok buatan Bunda, mereka suka."Â
Aisyah lega mendengar jawaban itu.Â
Baik, permainan ini akan kita mulai besok. Tapi ingat, tiap permainan ada syaratnya, begitu pula permainan ini.Â
Syaratnya ada dua. Pertama, kalian harus menjalaninya dengan gembira, dengan ceria, karena ini permainan. Kedua, sekolah kalian tidak boleh terganggu. Jika dua syarat itu tidak bisa kalian penuhi, nilai kalian dikurangi. Paham?" jelas Aisyah diakhiri senyum mengembang yang dipaksakan.Â
"Siap, Bunda. Jelaas!" teriak ketiga bocah itu bersemangat hampir bersamaan.Â
"Oya, Bunda .... Karena ini perlombaan, ada hadiahnya, dong?" tanya Fatih.Â
"Hmmm .... Ya ... tentu ada hadiahnya. Bunda janjikan hadiahnya pasti keren dan sangat istimewa. Tapi belum bisa Bunda sampaikan sekarang. Kita jalani dulu lombanya, ya."Â