b. Perkembangan Makna
Gabungan kedua kata ini menjelaskan teknik menciptakan gambar pada kain yang luas. Dari istilah "ambathik," berkembang menjadi "bathik," yang menekankan pada aktivitas menggambar atau menulis pada kain. Dalam konteks ini, "batik" tidak hanya merujuk pada produk akhir (kain batik), tetapi juga pada proses kreatif yang terlibat dalam pembuatannya.
c. Variasi Kata
Selain "batik," ada juga istilah "bathikan" (ꦧꦛꦶꦏꦤ꧀ ) yang berarti "menggambar" atau "menulis." Ini menekankan keterampilan dan keahlian pengrajin dalam menciptakan desain yang rumit dan indah.
2. Transisi ke Bahasa Indonesia
Ketika istilah "bathik" diserap ke dalam bahasa Indonesia, terjadi perubahan fonetik di mana bunyi huruf "-th" digantikan dengan "-t." Hal ini disebabkan oleh kesulitan orang non-Jawa dalam melafalkan bunyi "-th." Dengan demikian, istilah "bathik" menjadi "batik," yang lebih mudah diucapkan dan diingat oleh penutur bahasa Indonesia lainnya.
3. Signifikansi Budaya
Proses transisi etimologis ini mencerminkan bagaimana bahasa dan budaya saling memengaruhi. Istilah "batik" kini telah menjadi simbol penting dari identitas dan warisan budaya Indonesia. Dengan memahami asal usul kata ini, kita dapat menghargai lebih dalam makna dan nilai seni batik dalam konteks sosial dan budaya.
Secara keseluruhan, etimologi kata "batik" mencerminkan hubungan yang erat antara teknik seni, budaya, dan bahasa. Batik bukan hanya sebuah teknik menggambar di atas kain, tetapi juga sebuah tradisi yang menghubungkan sejarah dan budaya masyarakat Jawa dan Indonesia secara keseluruhan. Kain batik kini tidak hanya menjadi produk seni, tetapi juga identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia di kancah global.
Definisi "batik" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menunjukkan dua aspek penting dari seni ini: sebagai sebuah proses dan sebagai hasil dari proses tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua aspek ini:
1. Batik sebagai Proses