b. Batik Pesisir dan Interaksi Budaya
Batik pesisir, yang berkembang di daerah-daerah seperti Cirebon dan Pekalongan, banyak terpengaruh oleh interaksi dengan pedagang asing dan penjajah. Para pedagang dari Tiongkok, India, dan Arab membawa budaya dan warna baru yang memperkaya corak batik. Proses akulturasi ini menciptakan ragam batik yang lebih berwarna dan variatif.
2. Warna dan Corak yang Dipopulerkan
a. Pengaruh Etnis Tionghoa
Salah satu pengaruh terbesar dalam warna batik adalah etnis Tionghoa, yang memperkenalkan warna cerah seperti merah. Merah dalam budaya Tionghoa melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan, sehingga menjadi warna yang sering digunakan dalam batik, terutama untuk acara-acara penting. Selain itu, corak seperti phoenix juga diperkenalkan, menambah kekayaan simbolis dalam desain batik.
b. Influensi Penjajah Eropa
Penjajah Eropa, terutama Belanda, juga berkontribusi dalam perkembangan batik dengan membawa minat baru terhadap corak dan warna. Mereka memperkenalkan bunga-bunga Eropa, seperti bunga tulip, yang sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi batik. Warna-warna kesukaan mereka, seperti biru, menjadi elemen penting dalam motif batik, menciptakan harmoni baru antara tradisi lokal dan pengaruh asing.
3. Pentingnya Makna dalam Corak Batik
a. Makna Simbolis
Batik tradisional tetap mempertahankan corak yang memiliki makna dan simbolisme mendalam. Masing-masing corak biasanya memiliki cerita dan filosofi tersendiri, seperti lambang keberanian, cinta, kesuburan, dan harapan. Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia masih mengenakan batik tradisional dalam upacara adat atau perayaan penting.
b. Penggunaan dalam Upacara Adat