Pernyataan mengenai pengenalan teknik batik dalam literatur Eropa dan pencapaian batik Indonesia pada abad ke-19 mencerminkan pentingnya seni ini dalam konteks sejarah dan budaya. Berikut adalah penjelasan mengenai poin-poin tersebut:
1. Pengenalan Teknik Batik di Eropa
a. Sir Thomas Stamford Raffles
Dalam bukunya History of Java yang diterbitkan pada tahun 1817, Sir Thomas Stamford Raffles, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Jawa, memberikan deskripsi mendalam mengenai berbagai aspek kehidupan di Jawa, termasuk teknik batik. Raffles merupakan salah satu tokoh Barat yang pertama kali mengamati dan menuliskan tentang batik, sehingga karya ini menjadi salah satu referensi penting mengenai seni batik bagi pembaca di Eropa.
b. Pentingnya Deskripsi Raffles
Deskripsi Raffles tentang batik tidak hanya meningkatkan kesadaran akan keberadaan seni ini di kalangan masyarakat Eropa, tetapi juga memperkenalkan teknik dan estetika yang mendasari pembuatan batik. Hal ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut dan ketertarikan yang lebih luas terhadap seni tekstil dari Indonesia.
2. Pameran Batik di Museum Etnik
Pada tahun 1873, Van Rijekevorsel, seorang saudagar Belanda, memberikan selembar batik yang diperolehnya selama kunjungan ke Indonesia kepada Museum Etnik di Rotterdam. Penghargaan ini menunjukkan nilai tinggi yang mulai diberikan kepada batik sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dipamerkan di institusi-institusi Eropa.
3. Masa Keemasan Batik
 Batik mulai mencapai masa keemasannya pada awal abad ke-19, seiring dengan meningkatnya permintaan dan apresiasi terhadap seni ini, baik di dalam maupun luar negeri. Pertumbuhan industri batik juga didorong oleh peningkatan permintaan dari pasar lokal dan internasional, terutama dari para pedagang dan pengrajin yang mulai menyebarluaskan karya mereka.
4. Exposition Universelle di Paris (1900)