Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batik: Antara Seni, Sejarah, dan Identitas Bangsa

23 Oktober 2024   10:08 Diperbarui: 23 Oktober 2024   10:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by masbebet christianto from Pixabay/Gambar Batik, Yogyakarta, Budaya

Pernyataan mengenai pengenalan teknik batik dalam literatur Eropa dan pencapaian batik Indonesia pada abad ke-19 mencerminkan pentingnya seni ini dalam konteks sejarah dan budaya. Berikut adalah penjelasan mengenai poin-poin tersebut:

1. Pengenalan Teknik Batik di Eropa

a. Sir Thomas Stamford Raffles

Dalam bukunya History of Java yang diterbitkan pada tahun 1817, Sir Thomas Stamford Raffles, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Jawa, memberikan deskripsi mendalam mengenai berbagai aspek kehidupan di Jawa, termasuk teknik batik. Raffles merupakan salah satu tokoh Barat yang pertama kali mengamati dan menuliskan tentang batik, sehingga karya ini menjadi salah satu referensi penting mengenai seni batik bagi pembaca di Eropa.

b. Pentingnya Deskripsi Raffles

Deskripsi Raffles tentang batik tidak hanya meningkatkan kesadaran akan keberadaan seni ini di kalangan masyarakat Eropa, tetapi juga memperkenalkan teknik dan estetika yang mendasari pembuatan batik. Hal ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut dan ketertarikan yang lebih luas terhadap seni tekstil dari Indonesia.

2. Pameran Batik di Museum Etnik

Pada tahun 1873, Van Rijekevorsel, seorang saudagar Belanda, memberikan selembar batik yang diperolehnya selama kunjungan ke Indonesia kepada Museum Etnik di Rotterdam. Penghargaan ini menunjukkan nilai tinggi yang mulai diberikan kepada batik sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dipamerkan di institusi-institusi Eropa.

3. Masa Keemasan Batik

 Batik mulai mencapai masa keemasannya pada awal abad ke-19, seiring dengan meningkatnya permintaan dan apresiasi terhadap seni ini, baik di dalam maupun luar negeri. Pertumbuhan industri batik juga didorong oleh peningkatan permintaan dari pasar lokal dan internasional, terutama dari para pedagang dan pengrajin yang mulai menyebarluaskan karya mereka.

4. Exposition Universelle di Paris (1900)

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun