G.P. Rouffaer melaporkan bahwa pola gringsing, yang merupakan salah satu pola batik yang khas, sudah dikenal di Kediri, Jawa Timur, sejak abad ke-12. Pola ini sering kali dihubungkan dengan makna dan simbolisme tertentu dalam budaya Jawa.
b. Penemuan Alat Canting
 Rouffaer berpendapat bahwa pola gringsing yang rumit ini hanya dapat dihasilkan menggunakan alat canting. Canting adalah alat tradisional yang digunakan untuk menerapkan malam pada kain, dan keberadaannya memungkinkan penciptaan detail-detail halus dan kompleks dalam pola batik. Dengan demikian, dia menyimpulkan bahwa canting kemungkinan telah ditemukan di Jawa sekitar abad ke-12, menandakan perkembangan teknik batik yang lebih maju pada waktu itu.
2. Arca Prajnaparamita dan Pola Batik
a. Detail Ukiran Kain
Arca Prajnaparamita, yang merupakan dewi kebijaksanaan Buddhis, berasal dari Jawa Timur abad ke-13 dan menggambarkan pakaian dengan detail yang menyerupai pola batik. Ukiran ini menunjukkan motif sulur tumbuhan dan bunga yang rumit, mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang kita kenal sekarang.
b. Implikasi Sejarah
Penemuan ini menunjukkan bahwa teknik membuat pola batik yang rumit dan detail telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal. Hal ini mengindikasikan bahwa tradisi batik memiliki akar yang kuat dalam seni dan budaya lokal, serta menunjukkan kemajuan dalam teknik dan estetika.
3. Perdagangan Kain Batik
a. Ekspor Kain Batik
Pada kuartal terakhir abad ke-13, kain batik dari Jawa sudah mulai diekspor ke berbagai wilayah, termasuk kepulauan Karimata, Siam (sekarang Thailand), dan bahkan sampai ke Mosul (sekarang bagian dari Irak).