Mohon tunggu...
ABITUL IHKSAN
ABITUL IHKSAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Konsep dasar sosial emosional

20 Januari 2025   06:50 Diperbarui: 20 Januari 2025   06:50 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Peran Budaya dalam Perkembangan Sosial Emosional

Budaya mencakup nilai, norma, keyakinan, dan harapan yang memengaruhi bagaimana individu berperilaku dan merespons secara emosional dalam konteks sosial. Budaya memainkan peran dalam bagaimana emosi diekspresikan, diatur, dan diinterpretasikan dalam berbagai situasi sosial.

a. Nilai-Nilai Budaya dalam Regulasi Emosi

Budaya memengaruhi bagaimana emosi diekspresikan dan dikendalikan. Misalnya, dalam budaya yang lebih individualistis (seperti di Amerika Serikat), ekspresi emosi secara terbuka, seperti kebahagiaan atau ketidakpuasan, cenderung lebih diterima. Sebaliknya, budaya kolektivis (seperti di Jepang atau China) mungkin lebih menekankan kontrol diri dan harmoni sosial, sehingga mengekspresikan emosi seperti marah atau sedih di depan umum mungkin kurang diterima.

Individualisme vs. Kolektivisme: Budaya individualis lebih berfokus pada kemandirian dan ekspresi diri, sedangkan budaya kolektivis lebih berfokus pada keselarasan kelompok dan tanggung jawab sosial. Hal ini berdampak pada cara anak mengembangkan empati, pengendalian emosi, dan interaksi sosial.

b. Peran Budaya dalam Interaksi Sosial

Budaya juga memengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain. Di beberapa budaya, interaksi yang penuh hormat dengan orang yang lebih tua sangat ditekankan, sementara di budaya lain, kesetaraan dan keterbukaan dalam berkomunikasi lebih dihargai.

Norma Sosial: Setiap budaya memiliki norma sosial yang berbeda mengenai bagaimana seseorang harus bersikap dalam situasi sosial tertentu. Anak belajar norma ini sejak dini dan menyesuaikan perilaku mereka sesuai dengan harapan budaya tersebut. Misalnya, di beberapa budaya, anak-anak diajarkan untuk bersikap lebih tenang dan patuh dalam situasi sosial, sementara di budaya lain, mereka didorong untuk lebih aktif dan vokal.

c. Peran Budaya dalam Pendidikan Emosional

Beberapa budaya menekankan pengajaran keterampilan emosional tertentu lebih daripada yang lain. Misalnya, budaya yang menghargai kerja sama cenderung mengajarkan anak untuk lebih memperhatikan perasaan dan kebutuhan orang lain. Sebaliknya, budaya yang menekankan kompetisi mungkin lebih mendorong anak untuk fokus pada pencapaian pribadi.

Budaya Agama: Dalam beberapa budaya, ajaran agama memiliki peran penting dalam pembentukan sikap sosial dan emosional. Nilai-nilai agama seperti kasih sayang, pengampunan, dan kebaikan hati dapat membentuk perkembangan sosial emosional anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun