Mohon tunggu...
ABITUL IHKSAN
ABITUL IHKSAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Konsep dasar sosial emosional

20 Januari 2025   06:50 Diperbarui: 20 Januari 2025   06:50 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Attachment yang aman pada masa bayi dan balita dianggap sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional yang sehat. Anak-anak dengan attachment yang aman cenderung lebih mudah menjalin hubungan positif dengan orang lain, lebih percaya diri, dan lebih mampu mengatasi stres di kemudian hari. Sebaliknya, anak-anak dengan attachment yang tidak aman lebih mungkin mengalami masalah emosional dan hubungan interpersonal yang sulit.

Dampak Attachment pada Kehidupan Dewasa

Menurut Bowlby, pengalaman attachment awal membentuk dasar bagaimana seseorang membangun hubungan di masa dewasa. Pola attachment yang aman biasanya mengarah pada hubungan dewasa yang stabil dan saling mendukung. Sementara itu, pola attachment yang tidak aman dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang sehat, menimbulkan masalah seperti kecemasan, ketakutan ditinggalkan, atau kesulitan dalam mempercayai orang lain.

Kesimpulan

Teori Attachment dari Bowlby dan Ainsworth menekankan pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuh utama dalam perkembangan psikologis yang sehat. Bowlby mengembangkan dasar-dasar teori ini dengan menekankan kebutuhan biologis untuk kedekatan dan keamanan, sementara Ainsworth memperluas pemahaman ini dengan mengeksplorasi pola keterikatan melalui eksperimen Strange Situation. Teori ini tetap berpengaruh dalam psikologi perkembangan dan digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikoterapi, dan pengasuhan anak.

[19/1 18.53] Yuli: 9.Teori perkembangan moral yang di kemukakan Lawrence Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg adalah salah satu teori psikologi yang paling berpengaruh tentang bagaimana manusia memahami moralitas dan etika. Teori ini menggambarkan perkembangan moral sebagai proses bertahap yang bergerak melalui serangkaian tahapan yang berbeda seiring bertambahnya usia dan kedewasaan seseorang.

Kohlberg mengembangkan teori ini berdasarkan penelitian yang dia lakukan dengan menggunakan dilema moral, yang paling terkenal adalah dilema Heinz. Melalui dilema tersebut, Kohlberg berusaha memahami bagaimana individu membuat keputusan moral dan alasan yang mendasari keputusan mereka, bukan hanya hasil dari keputusan itu sendiri.

Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg

Kohlberg mengusulkan bahwa perkembangan moral terjadi melalui tiga tingkat utama yang dibagi menjadi enam tahap. Setiap tingkat mencerminkan cara berpikir yang semakin matang tentang moralitas dan keadilan.

Tingkat 1: Moralitas Pra-Konvensional (Pre-Conventional Morality)

Pada tingkat ini, moralitas seseorang ditentukan oleh konsekuensi langsung dari tindakan mereka, terutama hukuman atau imbalan. Anak-anak dan individu pada tahap ini cenderung berfokus pada kepatuhan terhadap aturan untuk menghindari hukuman atau mendapatkan keuntungan pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun