"Hyung, Miss Julie ini ternyata orang Chinesse Taiwan juga lho, sama seperti mamanya Henry," lapor Sungminnie.
"Eh? Zhen de ma?" tanyaku kaget.
"Shi de. Ni cong nali lai de?" Tanya Julie.
"Wo cong Beijing."
"Makanan disini enak, desain restonya juga bagus. Oppa pasti hebat."
"Hahaha... tidak juga."
Aku senang bisa berkumpul lagi dengan semuanya, juga Julie ternyata memang gadis yang enak diajak bicara. Aku jadi penasaran apa dia sudah berkenalan dengan Yifang, yang aku pastikan akan ngobrol dengan sangat seru.
"Miaaaan... aku telaaaaat."
Aku menoleh ke pintu masuk, dan rupanya manusia yang baru saja kupikirkan benar-benar muncul. Yifang, pakaiannya cantik (kemeja merah pendek yang dibuka tiga kancing atasnya, dia memakai tank top hitam di dalamnya, plus rok super mini bermotif bulatan merah) dan wajahnya kelelahan, tergopoh-gopoh menggapai meja kami. Tanpa ragu, Kyu yang tadinya duduk di sebelah kiri Wookie langsung pindah ke kursi sebelah Xili yang kosong. Yifang duduk di tempat yang disisakan Kyu itu. Sekarang meja ini penuh sesak. Wookie langsung mengambil tissue untuk membersihkan keringat di wajah Yifang. Romantic sekali mereka ini.
Yifang mengeluh, "baru pulang syuting. Benar-benar proses yang membunuh. Si sutradara hari ini lagi jadi Mr. Perfeksionis."
"Lagi? Kasian Yifang," kata Wookie, "ini makan."