"Tapi... aku merasa aku tidak memberimu kebahagiaan, aku hanya membuatmu selalu lelah. Kalau dulu kau bersama Hae... pasti berbeda kan dengan sekarang?"
"Oppa... jangan bandingkan dirimu dengan Donghae oppa. asal oppa tau, aku sudah cukup bahagia dengan bisa bersama oppa setiap hari, dan rasa lelah tidak bisa mengalahkan kebahagiaanku itu," ujar Xili.
"Mianhae... Xili..."
"Minta maaflah karena oppa sudah membuatku kecewa dengan mengatakan aku masih mencintai Donghae oppa, padahal di hadapanku hanya ada oppa seorang."
"Maaf..."
"Gwaenchana, oppa. harusnya aku yang minta maaf."
"Kenapa?"
"Karena aku menginjak kaki oppa terus."
Kami tertawa bersama. Setelah beberapa lama waktu berjalan, kelihatannya Xili sudah lumayan jarang menginjak kakiku lagi. Aku melirik ke langit yang sudah berubah warna menjadi pekat, tapi bintang-bintang yang bersinar membuat langit itu terlihat indah. Aku melirik sepeda yang tergeletak, lalu ke danau yang airnya sedikit beriak. Aku mengambil salah satu sepeda.
"Xili, mau keliling sekali? Kita naik satu sepeda?" tawarku.
"Boleh, oppa. tapi... apa bisa? Sepeda itu tidak bisa membonceng orang..."