Mohon tunggu...
Radiatul Adawia
Radiatul Adawia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Baca buku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Artikel Materi Bimbingan dan Konseling

8 Juni 2024   00:26 Diperbarui: 8 Juni 2024   00:26 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6) Unsur personil bimbingan yang di kerahkan yaitu: konselor sekolah, guru konselor atau guru biasa (tenaga pengajar)

Jika bimbingan konseling di terapkan di SMA perlu di perhatikan bahwa anak SMA masuk dalam masa adolescent pada usia 15-17 tahun atau 16-19 tahun yaitu suatu periode yang tidak mudah (perubahan dari masa anak ke masa remaja). Mereka banyak menghadapi kesulitan dan banyak gejolak yang menandai masa perkembangan remaja, misalnya masalah yang sifatnya psikis (tingkah laku delinqen), masalah-masalah situasional, unpredictable, masalah hubungan muda-mudi, masalah perkembangan seksual, masalah sosial ekonomi,masalah masa depan dan lain-lain. Sehingga menuntut konselor di sekolah untukmemahaminya dan cara-cara penanganannya. Memasuki sekolah pada jenjang pendidikan SMA tidak membawa perubahan drastis dalam rutinitas persekolahan bagi siswa, karena mereka sudah terbiasa dengan pergantian bidang studi dan tenaga pengajar dalam jadwal pelajaran. Namun, keberhasilan di jenjang pendidikan ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupannya di kemudian hari. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, di banding dengan pelayanan di satuan

pendidikan di bawahnya. Di jenjang pendidikan SMA ini di bedakan secara tegas antara bidang administrasi sekolah, bidang pengajaran dan bidang pembinaan siswa. Dalam bidang pembinaan menunjukkan keanekaragaman, lebih-lebih di sekolah dengan banyak kelas yang terdapat di kota besar. Pelayanan bimbingan sebagai subbidang dalam bidang pembinaan siswa akan lebih bervariasi juga. Aplikasi pendekatan dan teknik konseling serta penyesuaiannya banyak tergatung pada keunikan klien dan masalahnya, serta spesialisasi keahlian konselor itu sendiri. Tentang sumber alih tangan mengandalkan peranan guru, kepala sekolah, siswa dan konselor sendiri, serta orangtua. Kehadiran konselor langsung di hadapan para siswa (di muka kelas dan pada kesempatan-kesempatan lain), disertai

dengan informasi yang tepat dan mantap tentang fungsi konselor dan pelayanan bimbingan konseling pada umumnya, akan sangat membantu peningkatan pemanfaatan layanan konseling oleh para siswa. Pengelolaan program bimbingan di SMA hanya akan efisien

dan efektif kalau program itu mendapat dukungan penuh dari pimpinan sekolah dan seluruh staf pengajar, serta terdapat koordinasi yang baik. Di samping itu, semua tenaga yang terlibat dalam bidang pembinaan siswa harus mengarahkan segala usahanya ke tujuan yang sama, yaitu perkembangan siswa yang seoptimal mungkin. Semua layanan bimbingan harus mendapat perhatian yang seimbang, selain itu konselor sekolah harus melibatkan diri dalam pembinaan kegiatan kesiswaan seperti OSIS dan aktivitas ekstrakurikuler, antara lain untuk mengangkat konsep diri siswa dan memupuk rasa bangga. Untuk mendukung itu semua, di perlukan juga peran orangtua, sehingga perlu diadakan pertemuan setiap 3 bulan sekali (dalam satu tahun ada 4 pertemuan). Topik setiap pertemuan, misalnya: cara membantu anak menyesuaikan diri di lingkungan baru, cara membantu anak belajar

secara efektif di rumah, cara memilih teman (bergaul), kegiatan/organisasi apa yang sesuai dengan dirinya. Selama ini yang sering kita lihat dan ketahui bahwa bimbingan konseling di sekolah-sekolah sering di kenal atau dijuluki siswa dengan "polisi sekolah", karena image bimbingan konseling adalah memberikan hukuman pada anak nakal atau menangani siswasiswi yang bermasalah (penyembuhan dan pemeliharaan). Padahal bimbingan konseling bertujuan juga untuk membuat siswa-siswi yang berprestasi dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasinya seoptimal mungkin, bertujuan juga untuk memberitahukan atau menyadarkan bahwa mereka berguna/berarti. Sehingga bimbingan konseling dapat memberikan informasi "Bagaimana agar berprestasi" dan "bagaimana agar berguna/berarti". Dengan jalan: memberitahukan dan mengarahkan cara belajar yang efektif sesuai dengan keadaan siswa, kegiatan/ekstrakurikuler apa yang baik dan memberi manfaat bagi siswa, cara membagi waktu dengan membuat jadwal rutinitas

sehari-hari, mengikuti kegiatan keagamaan yang di selenggarakan di sekolah maupun di masyarakat, cara kompromi antara keinginan diri dan keinginan orangtua, mengikuti organisasi sebagai latihan berpolitik dan melatih kemampuan berbicara, menggunakan waktu luang untuk hal-hal yang positif (misalnya membaca, olah raga), cara bergaul dan memilih teman-teman yang mempunyai pengaruh baik dan lain-lain.

Banyak pelayanan bimbingan masih ditujukan seebagai bantuan remedial terhadap kegagalan prestasi belajar, hambatan dalam bergaul, permasalahan dalam keluarga, atau keluhan guru dan kepala sekolah mengenai disiplin siswa. Akhir-akhir ini bimbingan juga menyangkut penjaringan anak-anak berbakat. Namun demikian para teoris konseling sekolah mengharapkan psikolog lebih banyak mencurahkan waktu untuk pencegahan atau mendukung perkembangan normal anak didik daripada melakukan tindakan remedial. Lebih-lebih lagi, saat remaja adalah saat yang paling tepat untuk dibantu berkembang

menjadi manusia bahagia yang efektif. Pelayanan yang bersifat preventif ini tidak hanya berkaitan dengan anak-anak didik saja, tetapi juga secara tidak langsung melalui para staf, terutama para guru. Para guru perlu memahami perkembangan normal anak-anak usia remaja ini, sehingga mengurangi benturan-benturan yang dapat menimbulkan ketidaksenangan kedua belah pihak. Bimbingan perlu di berikan berkelanjutan sepanjang hidup bagi mereka yang membutuhan bantuan. Namun demikian, masa bantuan paling efektif adalah pada masa kebiasaan, sikap dan ideal baru terbentuk, pada masa untuk membantu diri sendiri sedang berkembang. Masa ini bersamaan dengan masa anak duduk di sekolah menengah atas. Bimbingan konseling hendaknya juga memberikan keterampilan

manajemen diri (baik dalam bimbingan akademik, bimbingan karier dan bimbingan pribadi-sosial) yang berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga dapat berperilaku baik ketika terjun/ terlibat di masyarakat yang lebih luas. Prosedur dalam manajemen diri tertera (dalam Byrne: 273). Langkah-langkah bimbingan konseling dalam memberikan keterampilan manajemen diri adalah (di sampaikan dalam lima kali pertemuan): Mengenali sifat-sifat diri sendiri:

 1. apakah termasuk orang yang pemarah, impulsive, optimis, sabar, terbuka/tertutup dalam bergaul, bertanggungjawab dan lain-lain. Misalnya siswa-siswi SMA dapat mensiasati sifat pemarahnya agar menjadi perilaku yang positif/baik dan tidak merugikan dirinya maupun orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun