Mohon tunggu...
Humaniora

Surga Tempat Bercahaya di Dalam Alam Keabadian Kisah Nyata Seorang Manusia yang Telah Mencapainya

13 Desember 2016   23:11 Diperbarui: 1 Januari 2017   07:10 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puji syukur kepada Yang Maha Kuasa, karena saat ini aku telah mendapatkan hasil bahwa keyakinanku, perjuanganku, ujian yang kuhadapi telah menghantarkanku untuk mendapatkan tempat bercahaya itu.

Ya...setelah kematian datang kepadaku, ternyata tempat yang kudapatkan untuk melanjutkan kehidupanku yang lain adalah Surga. Setelah kematian datang kepadaku, beberapa waktu lamanya aku merasakan tubuhku melayang, yang menghantarkanku kesuatu tempat yang pada awalnya aku tidak mengetahui tempat apa itu.

Aku merasakan melayang melewati bintang-bintang. Kemudian aku memasuki sebuah lorong yang bercahaya sangat indah, dan aku berhenti disuatu tempat yang sama sekali tidak terdapat dalam pikiranku. Sebuah tempat yang begitu indah penuh cahaya dan warna-warni dimana-mana. Aku merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang sulit kugambarkan. Ternyata itulah Surga yang diberikan Yang Maha Kuasa kepadaku.

Di dalam Surga itu aku melihat dan bertemu dengan mereka yang juga beruntung sepertiku, mendapatkan tempat yang diharapkan semua manusia. Surga merupakan alam yang penuh dengan keindahan warna-warni bunga, buah dan pemandangan yang sulit dilukiskan.

Setiap manusia yang berada di Surga, mendapatkan rumah khusus atau tempat tinggal masing-masing. Di mana segala keinginan terhadap sesuatu dapat langsung diterima.

Manusia yang berada di Surga semuanya memancarkan wajah-wajah yang penuh kebahagiaan dan kedamaian tanpa terlukiskan ada beban pada mereka. Walaupun bila memiliki keinginan terhadap sesuatu dapat langsung diterima, tetapi kami semua di sini tidak memiliki keinginan bermacam-macam, karena kami merasakan sangat senang dan merasa cukup dengan kehidupan kami saat ini.

 

Mengenai pengetahuan bahwa Surga terdiri dari beberapa tingkatan ternyata memang benar adanya. Tetapi jumlah tingkatan yang ada dalam Surga jauh lebih banyak dari yang diketahui manusia. Surga dalam alam cahaya memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari Surga tingkat pertama sampai tak terhingga. Akupun belum mengetahui tingkatan keberapakah yang dikatakan sebagai Surga tertinggi. Akupun baru saja mengetahui bahwa sebenarnya di atas Surga tertinggi itulah terdapat tempat yang paling mulia, yang menjadi tujuan tertinggi dari manusia. Sebuah tempat yang memiliki keindahan dan kedamaian yang jauh lebih tinggi dari semua yang ada dalam Surga tingkat keberapapun.

Walaupun aku sendiri telah mendapatkan tempat di Surga, tetapi pengetahuanku pun masihlah terbatas. Akupun mendapatkan semua pengetahuan, baik mengenai tempat yang ada di Surga maupun tempat yang paling mulia di atas Surga, kudapatkan semua pengetahuan itu dari seorang manusia, yang dengan izin bimbingan dan petunjuk Yang Maha Kuasa memiliki pengetahuan yang begitu luas. Seorang manusia yang tidak memiliki kepentingan pribadi atau pamrih apapun, dalam memberikan dan membimbing pengetahuan tentang ketuhanan yang benar. Seorang manusia yang mampu merangkul dan menyampaikan kebenaran kepada seluruh manusia, bukan hanya di negeri ini tetapi manusia pada umumnya. Karena pengetahuan kebenaran yang disampaikannya itu, memiliki satu tujuan yang tidak menilai sesuatu berdasarkan penilaian fisik.

Aku yakin bahwa manusia itu, yang memiliki pengetahuan ketuhanan yang benar dan anugerah kemampuan yang sangat mendalam, pastilah memang merupakan manusia yang dipersiapkan oleh Yang Maha Kuasa untuk menyampaikan kebenaran yang universal, yang hanya menyampaikan satu tujuan, bagaimana mencapai kebahagiaan di dunia dan kemuliaan di akhirat.

Bila saudaraku sesama hamba mencarinya diantara manusia yang dianggap terkemuka di dalam golongan masing-masing, maka tidaklah akan menemuinya. Karena manusia terpilih itu tidak pernah ingin menampilkan diri dalam kepongahan dan kebanggaan semu, seperti yang umumnya terdapat pada manusia yang dianggap dan merasa diri memiliki pengetahuan yang lebih dari yang lain. Dan manusia itupun tidak pernah mengharapkan apapun, apalagi sebuah nilai dari kehadirannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun