Apabila sebagian manusia yang sudah bekerja keras dengan usaha gigih dalam melakukan pencarian belum tentu dapat mencapai kebenaran itu, apalagi seorang manusia yang tidak memiliki keyakinan kuat dan usaha untuk mendapatkan kebenaran itu, tentulah kebenaran itu tidak akan pernah sampai kepadanya. Tuhan Yang Maha Kuasa pun juga Maha Pengasih, walaupun manusia yang telah melakukan pencarian dengan tekun dan penuh pengorbanan itu belum dapat mencapai kebenaran itu, tetapi karena usaha keyakinan dan kesungguhannya itu, maka Yang Maha Kuasa pun tetaplah memberikan sebuah karunia pula sebagai imbalan atas tekad dan kesungguhannya itu. Sehingga manusia yang memiliki tekad dan kegigihan dalam menemukan kebenaran itu, mungkin saja tidak mendapatkan jalan kebenaran yang sesungguhnya atau belum bisa mencapai puncak tujuan hidup seluruh manusia. Tetapi bila jalan yang ditempuhnya itu telah mengarah kepada jalan kebenaran, maka pastilah Yang Maha Kuasa akan tetap memberikan karunia kepadanya sebagai imbalan atas keyakinan dan kegigihan dirinya dalam mencari kebenaran itu. Sehingga ketika manusia yang dalam upaya pencarian dalam menemukan kebenaran itu mengalami kematian, maka Yang Maha Kuasa akan memberikannya sebuah tempat yang lebih baik daripada alam kegelapan atau alam lainnya yang tanpa cahaya.
Yang Maha Kuasa sangatlah pengasih dan adil dalam memberikan sesuatu kepada manusia sesuai dengan apa yang telah dilakukannya.
Yang Maha Kuasa-pun tidaklah pernah alfa atau dapat dibohongi oleh manusia sebagai hambanya. Oleh karena itu, upaya dalam menemukan kebenaran itu bukanlah hanya sebatas dibibir saja, atau menilainya dari sesuatu yang terlihat dikemas dengan menarik dan disampaikan oleh seorang manusia yang sebenarnya tidaklah mengetahui apapun tentang kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, keyakinanlah yang diperlukan selain kesungguhan untuk mendapatkannya.
Â
Bermohonlah kepada Yang Maha Kuasa agar mata hati dibuka oleh-Nya, sehingga dapat melihat manusia yang dapat menghantarkan kepada kebenaran itu dan menilainya, merasakannya, dan akhirnya menemukan dengan hatimu, bukan dengan pikiranmu dan keegoanmu sebagai manusia yang memiliki keterbatasan. Apabila saudaraku sesama hamba Yang Maha Kuasa dapat meninggalkan keegoisan dalam berpikir dan menilai sesuatu berdasarkan fisik saja, maka akan dapat memandang dan merasakan sesuatu dengan mata hati, dirinya akan mengetahui dan menemukan seperti apakah manusia yang benar-benar dapat membimbing dan menghantarkannya kepada kebenaran tentang pengetahuan ber- Tuhan yang sesungguhnya.
Manusia yang telah dapat menghidupkan mata hatinya akan dapat memilah dan menemukan manusia yang tepat yang akan dapat membimbingnya. Karena seorang manusia yang terpilih yang benar-benar dapat membimbing dan menghantarkan manusia lainnya mencapai jalan kebenaran, bukanlah merupakan seorang manusia yang selalu berusaha mengemas dirinya agar terlihat menarik. Bukan pula merupakan sosok yang selalu berbicara dan bersikap manis kepada semua orang, tetapi apa yang disampaikannya itu sama sekali tidak bermakna apapun hanya sebagai penyejuk pendengaran saja. Bukan pula merupakan sosok yang berusaha menampilkan kesederhanaan semu, tetapi sesungguhnya sedang sibuk mengumpulkan nilai yang membuatnya terlihat sempurna bagi manusia kebanyakan. Dan yang pasti pula, bukan merupakan sosok manusia yang menyampaikan pengetahuan itu dengan sebuah nilai harga tertentu, yang berarti hanya manusia yang memiliki materi cukup saja yang mendapatkannya sedangkan yang tidak memiliki kesanggupan tidak akan memiliki harapan apapun.
Penggambaran sosok manusia diatas merupakan sebagian besar yang ditemukan pada manusia-manusia saat ini, yang memberikan tampilan dan janji semu bahwa dirinya dapat menghantarkan kepada jalan kebenaran ber-Tuhan, tetapi sesungguhnya jangankan untuk menghantar atau membimbing manusia lainnya, sedangkan untuk menghantarkan dirinya saja sama sekali tidaklah mampu. Karena begitu banyaknya manusia- manusia seperti itu yang beredar saat ini, sehingga membuat manusia lainnya terpesona dan salah memilih seorang manusia yang dapat membimbingnya. Sehingga bukannya menghantarkan mereka mencapai jalan kebenaran itu, tetapi malah semakin menjauhkan dirinya dari jalan kebenaran itu.
Â
Itulah dapat dikatakan sebagai sebuah ketentuan pula dari Yang Maha Kuasa kepada makhluk-Nya. Karena bila Yang Maha Kuasa menghendaki semua manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya bisa mendapatkan kebenaran itu, maka pastilah semua manusia tanpa kecuali bisa mendapatkan kebenaran itu. Tetapi Yang Maha Kuasa tidak mengkondisikan manusia seperti itu, di mana kehendaknya itu tentulah memiliki hikmah tersendiri.
Hal itu merupakan sebagai bahan pembelajaran sekaligus penilaian terhadap tekad dan keyakinan dalam usaha mencari dan menemukan kebenaran yang sesungguhnya mengenai pengetahuan ber-Tuhan.
Dengan demikian, ingatlah wahai saudaraku sesama hamba Yang Maha Kuasa, bahwa sesungguhnya dirimu sendirilah yang akan menentukan apa yang akan kamu dapatkan dalam mencapai kebahagiaan serta kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat. Diri sendirilah yang bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya, karena sebenarnya kesempatan dan jalan untuk mencapai kebenaran ber-Tuhan itu selalu ada, tetapi semua akan berpulang kepada diri manusia itu sendiri. Apakah akan memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya ataukah membiarkan diri terlena oleh kebenaran semu yang ditawarkan oleh manusia-manusia lainnya yang hanya mampu berbicara tetapi tanpa memberi kepastian apapun.