Walaupun aku sebelumnya, ketika masih di dunia, telah melakukan banyak tirakat dan ritual dalam rangka mencapai kebenaran itu, tetapi aku belum dapat menggambarkan bagaimanakah caranya aku bisa untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya itu. Akupun bertanya kepada saudaraku itu dan mengatakan beberapa tirakat dan ritual yang ku lakukan dalam mencapai kebenaran ber-Tuhan itu, tetapi dari semua hal yang ku lakukan, aku tidak mengetahui apakah aku telah melakukan hal yang benar.
Saudaraku menjelaskan, tujuan dari setiap manusia hidup adalah ketika saatnya menemui kematian, maka dapat kembali kepada Yang Maha Kuasa. Kembali dalam arti dapat menyatu dengan Yang Maha Kuasa.
Surga memang merupakan alam cahaya yang penuh kebahagiaan., tetapi sebenarnya ada tempat yang jauh lebih mulia dari pada surga dan itulah tujuan akhir sebenarnya. Tetapi walaupun aku belum mencapai tujuan utama kebenaran itu, saudaraku menghiburku dengan mengatakan bahwa keberadaanku bisa sampai berada di surga tingkat ketujuh sebelumnya, tetaplah merupakan sebuah anugerah dan karunia yang harus disyukuri, karena begitu banyak manusia lainnya yang tidak mendapatkan tempat yang baik dan mereka harus tinggal di alam lainnya, yang penuh dengan penderitaan.
Saudaraku mengatakan kepadaku, untuk terus mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan mungkin saja suatu saat saudaraku itu bisa membimbingku dan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar kelak aku dapat mencapai tempat yang paling mulia itu. Ya Tuhan, mudah-mudahan saja aku dapat menggapai tempat yang paling mulia itu dan aku berharap banyak kepada saudaraku, yang aku yakini, pastilah mengemban tugas mulia dari Mu, untuk membimbing dan menghantarkan mereka kepada kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
( Rabu 27 juli 2005, jam 02.00 WIB sampai jam 06.00 WIB, Membaca lembaran-lembaran bercahaya tulisan manusia yang sudah berada di surga.)
Aku melanjutkan kehidupanku di surga kedelapan ini, sambil tetap menyimpan harapan untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam dari saudaraku manusia terpilih itu. Beberapa waktu kurasakan telah berlalu, tetapi saudaraku itu belum lagi mengunjungiku di tempat tinggalku, karena aku hanyalah bisa menanti saja, tanpa aku bisa untuk mengunjunginya di alam dunia.
Aku merasakan getaran tertentu setiap kali aku mendapatkan informasi dan pengetahuan yang begitu berharga tentang makna ketuhanan yang begitu luas dari saudaraku itu. Akupun bermohon kepada Yang Maha Kuasa, agar aku mendapat izin dan bimbingannya, untuk selalu mendapatkan pengetahuan dan berkomunikasi dengan saudaraku itu. Karena selama ini, melalui dirinyalah aku mendapatkan pengetahuan, dari yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan.
Ternyata Yang Maha Kuasa mendengarkan harapanku. Ketika pada suatu saat, aku tengah mendekatkan diri kepadanya, aku mendengar suara ketukan pintu dan salam dari seseorang yang sangat ku kenal. Suara yang menyampaikan salam itu adalah suara saudaraku, akupun segera menyudahi apa yang tengah ku lakukan, kemudian aku berdiri dan menghampiri pintu untuk membukakannya bagi saudaraku.
Ternyata, memang benar saudaraku yang datang, akupun segera menyegerakannya masuk dan duduk bersamaku. Akupun dengan jujur mengatakan kepadanya betapa aku sangat mengharapkan dapat bersilaturahmi dengannya, selain karena dahagaku untuk berkomunikasi dengan seseorang, juga dikarenakan, aku selalu mendapatkan informasi dan pengetahuan yang sebelumnya tidak kuketahui dan kubayangkan.
Â
Akupun mengatakan kepadanya dan berharap saudaraku itu bersedia untuk selalu bersilaturahmi kepadaku, dengan waktu yang ditentukan oleh saudaraku sendiri. Karena aku tidak ingin mengganggu segala aktifitas saudaraku itu, dalam menjalani kehidupannya di dunia.