"Hah? Lo nanya atau ngasih tau gue?"
"Ngasih tau, Mel.."
"Oh.. Iya. Berapa hari ya?"
"Tiga hari."
Benar juga, Faris masih pengantin baru, lagipula setahuku selama setahun kemarin, dia belum penah mengambil jatah cutinya. Hmm.. Biarlah.. Yang penting ku kerjakan saja apa yang telah menjadi tanggung jawabku.
Pelanggan sudah mulai berdatangan lagi, aku mengambil posisi untuk segera melayani. Dion baru saja keluar istirahat makan siang. Namun desiran air hujan mulai terdengar lagi, beradu dengan atap kedai. Hmm.. Pasti si Dion kehujanan diluar, lucu sekali membayangkan Dion terkaget-kaget diguyur hujan. Mungkin dia sedang berteduh sekarang.
"Mba, Americano satu ya." seorang lelaki tinggi tersenyum ramah memesan padaku.
"Baik Pak.. Tambahannya, roti atau kue silahkan di sebelah sini ya Pak." aku mengarahkan tanganku kepada etalase snack. Lelaki itu pun bergeser ke sisi samping mejaku. Di balik etalase sudah ada Rena yang siap melayani pesanannya. Aku pun telah kembali pada tugasku menyiapkan secangkir kopi Americano untuk lelaki itu.
Setelah membayar di kasir, dengan membopong sebuah piring yang berisi dua potong kue red velvet dia menuju ke meja tamu lalu meletakkan piring itu disana. Tanpa duduk dulu, dia langsung kembali menghampiri mejaku untuk mengambil secangkir kopi pesanannya.
"Makasih ya Mba.. Oh iya, maaf Mba. Tinggal di komplek Perdatam ya?"
"Lho, kok tau Pak?" tanyaku penasaran dengan mata sedikit membelalak namun tetap tersenyum. Lelaki itupun balas tersenyum padaku.