Terkadang orang tua juga sibuk dengan dunianya sendiri. Aku harap papa dan mama selalu sehat dan bahagia.
Aku berjalan cukup santai menuju ke ujung jalan. Kali ini cuaca cukup cerah, tidak gerimis namun jalanan belum sepenuhnya kering. Dua bus kota telah melintas di hadapanku, tapi keduanya bukanlah bus yang ingin ku tumpangi. Aku masih harus menunggu sampai akhirnya bus kota ku pun tiba.
Selama perjalanan menuju kedai, aku mendengarkan mp3 dengan bantuan headsheet yang menghubungkan ponsel dengan kedua telingaku. Namun ponsel itu tetap aman ku letakkan dalam tas selempang yang kini sedang ku pangku dengan posisi risleting yang tertutup. Menikmati sepanjang perjalanan dengan memandang ke arah luar jendela. Meski mungkin aku sangat bosan dengan perjalanan yang setiap harinya sama saja. Tetapi aku berusaha untuk tetap menikmatinya.
Jalanan sangat lengang siang ini, aku baru saja turun dari bus dan hendak menyeberang. Aku berlari kecil menyeberangi dua jalur yang berbeda arah di hadapanku.
"Neng.. Baru dateng?" Pak Jarwo menyapaku, tersenyum ramah melihatku yang baru saja tiba, melintas di depan pos satpam.
"Iya pak.. Mari.." jawabku padanya diiringi senyuman pula.
Dari luar, kedai kami tampak cukup ramai pengunjung. Mungkin hanya sedikit meja tamu yang terlihat masih kosong. Aku berjalan ke samping hendak masuk melalui pintu samping kedai. Seperti kebiasaanku, begitu tiba aku langsung mempersiapkan diri mengenakan celemek hijau dan bergegas menuju meja barista.
Dion sedang melayani pesanan pelanggan, di balik etalase snack tampak Rena sedang merapikan susunan kue yang letaknya sudah mulai renggang, sudah hampir habis. Sedangkan Mutia sedang stand by di kasir.
"Ada lagi Yon? Gue buatin sini.."
"Belum, cuma ini. Dari tadi sih sudah lumayan yang masuk." sembari menggerakkan tuas pada mesin kopi di hadapannya, Dion menjawab pertanyaanku. Dia juga memberitahuku bahwa sejak tadi pesanan yang masuk sudah cukup lumayan.
"Faris cuti, Mel.."