Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gadis Barista (Bagian 9 - 10)

31 Desember 2023   14:30 Diperbarui: 31 Desember 2023   14:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Iya Bu.." aku tersenyum seraya mundur untuk masuk perlahan ke dalam pagar kemudian menutupnya kembali.

Aku melangkah ke dalam rumah dengan membopong nampan berisi semua benda yang tadi berada di atas meja bundar teras. Tentu aku tidak lupa mengaitkan plastik bolen pisang pada jari telunjukku sembari menjaga keseimbangan nampan yang ku bawa. Haduh.. Rumahku jadi berisik sekali.. Terdengar cicit cuit dari si Love bird yang tadi dibawa Mama.

Aku menuju dapur untuk mencuci cangkir-cangkir kotor yang ku bawa. Sejenak plastik bolen ku letakkan di atas meja samping wastafel. Suara cicit cuit itu menarik perhatianku lagi, aku pun menghampiri ke arah datangnya suara itu. Aku melongo dari balik pintu samping rumah, tampak Mama sedang bertepuk-tepuk tangan kecil ke arah si Love bird. Seraya mengajaknya bicara, satu-satu kata diucapkan olehnya. Burung dengan sangkarnya itu diletakkan di atas meja plastik persegi, berwarna merah.

"Mama.. ih.. Malah ngajak main burung." aku berteriak dari balik pintu. Memunculkan setengah tubuhku ke arah Mama.

"Biarin deh, habis kamu ngga mau diajak main." jawab Mama sembari masih asyik senyam-senyum menatapi si Love bird.

Aku kembali ke dapur dengan wajah cemberut. Setelah mencuci peralatan kotor, tidak lupa ku sabet plastik bolen tadi untukku bawa menuju kamar. Eh, aku berhenti sejenak mengambil sebuah piring ceper lalu membawanya. Piring ceper itu ku letakkan di atas meja makan, ku buka kotak bolen pisang itu dan memindahkan empat buah bolen itu ke atas piring. Sambil melangkah menuju kamar, aku berteriak dari balik jaring-jaring antara ruang televisi dengan pekarangan samping.

"Mama.. Di meja ada bolen pisang. Dua-dua ya sama papa."

"Iya, thank you Mel.." Mama hanya sedikit menoleh padaku, tampaknya beliau lebih tertarik pada si Love bird.

Sampai di kamar, ku letakkan plastik bolen pisang itu di atas tempat tidur. Hmm.. Persediaan air mineral di kamarku tinggal sedikit, biarlah nanti saja aku mengisi botolnya lagi. Ku nikmati kembali manis lembutnya si bolen pisang. Tampaknya satu kotak ini berisi dua belas pcs. Apa aku masih dikatakan pelit kalau hanya membagi empat buah untuk mama dan papa. Hmm.. Tak apalah..

Ku raih ponselku di dekat bantal, aku ingat harus mengabari Dion agar besok dia tidak perlu datang pagi-pagi ke kedai.

"Yon, besok pagi gue masuk kok. Lo dateng normal aja ya. Makasih."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun