Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gadis Barista (Bagian 9 - 10)

31 Desember 2023   14:30 Diperbarui: 31 Desember 2023   14:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Oh iya, Mama lupa disini ada kamar mandi." beliau bangkit dari duduknya menuju ke kamar mandi.

Setelah melihat Mama pergi ke kamar mandi, aku tidak melihat apa-apa lagi. Sepertinya aku langsung tertidur pulas begitu saja.

Pagi harinya, aku terbangun ketika seberkas cahaya matahari pagi telah terasa hangat menembus dari balik gorden kamarku. Pasti Mama tidak lupa mematikan lampu kamarku semalam. Mama tahu aku selalu tidur dalam keadaan gelap, beliau tahu sejak kecil aku tidak dapat tertidur jika lampu kamarku masih menyala terang.

Aku masih berada pada posisi terlentang menatap langit-langit kamar, aku belum berani mengambil posisi duduk, aku perlu menstabilkan lebih dulu kondisi tubuhku beberapa saat. Berharap tidak akan merasakan sakit di kepalaku lagi saat duduk atau berdiri. Mataku menatap ke arah jam dinding yang terpampang pada sisi tembok yang lurus menghadapku. Sudah pukul tujuh kurang lima belas menit. Aku sudah tidur cukup lama semalam, wajar kalau aku terbangun sendiri pagi ini tanpa ada orang yang membangunkanku.

Aku menghela nafas, bersiap untuk mengangkat bagian atas tubuhku ke posisi duduk. Aku bergerak perlahan. Ya, aku telah berhasil duduk dan ku rasa kepalaku sudah tidak sesakit semalam. Hanya sedikit nyeri pada kedua mata. Aku yakin ini hanya karena aku baru bangun tidur, kedua mataku juga belum normal sepenuhnya.

Aku meraih gelas bening berisi air mineral di atas meja samping tempat tidurku. Aku pun meminumnya perlahan. Setelahnya aku merasa lebih baik dan ku beranikan diri untuk turun dari atas tempat tidur. Syukurlah aku bisa berdiri tegap tanpa merasakan oleng atau sebagainya. Aku bersemangat melangkahkan kaki-kakiku ke arah jendela kamar dan menarik gorden berwarna cokelat muda itu ke sisi kanan.

Aku rasa semalaman hingga pagi ini, hujan tidak turun lagi. Tampak semua dedaunan tidak dibasahi lagi oleh sisa-sisa hujan. Mungkin hanya ada embun pagi disana. Dari balik jendela, ku lihat Mama sedang menyapu pekarangan rumah. Mungkin, papa di dalam sedang sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor.

Aku membuka tuas jendelanya, krek.. suara itu terdengar cukup menarik perhatian orang yang mendengarnya.

"Eh.. Sudah ngga sakit kepalanya Mel?" Mama menghentikan kegiatannya sejenak dan bertanya padaku dari jarak yang agak jauh.

Aku pun memasang wajah semangat dan tersenyum padanya, "Ngga kok Ma.."

"Syukur deh kalau gitu. Sarapan ya Mel, roti dulu ngga apa-apa. Habis itu makan nasi." Mama melanjutkan kembali menyapu pekarangan dengan sapu lidi pendek tanpa gagang di bagian atasnya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun