Mohon tunggu...
Desi Kurnia
Desi Kurnia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbandingan Tokoh Perempuan dalam Novel Ayat-ayat Cinta Dengan Novel Surga yang Tak Dirindukan

22 Januari 2018   19:52 Diperbarui: 22 Januari 2018   19:59 2612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang  dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya  dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia.  Novel dibangun oleh dua unsur , yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.  Unsur intrinsik yang membangun novel yaitu tema, alur, tokoh dan perwatakan, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat, sedangkan unsur ekstrinsik yang membangun novel adalah biografi pengarang, nilai-nilai dalam cerita diantaranya nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai estetika dan lain-lain. 

Diantara beberapa unsur intrinsik novel tersebut di atas salah satunya adalah tokoh dan perwatakan. Tokoh adalah orang-orang yang terlibat di dalam cerita yang disampaikan pengarang.  Setiap tokoh memiliki watak. Watak dapat diartikan sebagai suatu sifat atau karakter yang dapat membedakan tokoh satu dengan tokoh yang lainnya.  

Seorang pengarang prosa fiksi khususnya novel menggambarkan tokoh dan perwatakan secara berbeda-beda. Ada tiga cara pengarang dalam melukiskan watak tokoh, yaitu dengan cara langsung atau analitik yaitu pengarang menggambarkan watak-watak tokoh secara langsung, maksudnya adalah langsung disebutkan wataknya dalam cerita tersebut dan dengan cara tak langsung atau dramatik yaitu Pengarang dalam menggambarkan watak-watak tokohnya tidak langsung menyebutkan wataknya, tetapi melalui bermacam-macam cara, yaitu diantaranya melalui penggambaran tempat tinggal atau lingkungan tokoh, melalui percakapan tokoh atau tokoh lain, melalui pikiran sang tokoh atau tokoh lain, dan melalui perbuatan atau tingkah laku tokoh dan cara campuran analitik dan dramatik.

Karakter atau watak seorang tokoh perempuan yang digambarkan oleh pengarang akan memiliki ciri khas tertentu. Ciri khas itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya latar belakang pengarang, gender pengarang, pendidikan pengarang, lingkungan hidup pengarang, budaya atau kebiasaan pengarang, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pengarangnya.

Sastra bandingan melibatkan studi teks-teks antarkultur atau budaya.Terdapat hal penting yang merupakan pola hubungan kesastraan. Bagian tersebut seperti halnya: sastra bandingan berupa bandingan teks antar budaya yang berbeda. Selanjutnya, hubungan antar teks juga memuat keindahan yang memiliki makna. 

Selain itu, studi teks juga membandingkan karya sastra dari ruang dan waktu yang berbeda. Hal inilah yang tercakup dalam penelitian yang dilakukan. Konsep tersebut menjadi pembanding antar karya sastra yang dibandingkan. Dua karya sastra tersebut yakni novel "Ayat-Ayat" Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan " karya Asma Nadia. Kedua novel tersebut memiliki pandangan dan ide yang hampir sama terkait dengan tokoh perempuan yang ditonjolkan dalam penceritaan tersebut. Meskipun latar belakang kenegaraan kedua penulis itu berbeda, sehingga juga sangat mempengaruhi kepenulisannya.

Sastra bandingan yang menjadi unsur pembanding oleh peneliti untuk membandingkan dua karya sastra, novel Ayat-Ayat" Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang terbit pada tahun 2008 dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan " karya Asma Nadia yang terbit pada tahun 2016. Penelitian ini mengarah pada citra perempuan, yang diambil dari sudut pandang antar tokoh, perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan perempuan maupun sebaliknya. Pendekatan yang digunakan guna mengkaji penelitian ini adalah kritik sastra feminis. 

Novel "Ayat-Ayat" Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan " karya Asma Nadia merupakan novel yang menampilkan latar yang berbeda namun keduanya sama-sama menceritakan kehidupan beserta konflik percintaan yang mengharu biru bagi siapa saja yang membacanya. Novel "Ayat-Ayat Cinta" karya Habiburrahman El Shirazy merupakan salah satu novel yang pernah diadaptasi ke layar lebar. Cerita yang disajikan mampu mengalahkan cerita yang begitu populer pada masa itu. Berbeda dengan "Ayat-Ayat Cinta" yang begitu khas menceritakan tradisi religius Timur Tengah. Namun, "Surga Yang Tak Dirindukan" lebih khas menceritakan khasanah kebudayaan bangsa kita sendiri dengan segala kekayaan budaya religius yang sunguh indah dan penuh warna.

 Kedua novel ini memiliki keterpautan waktu yang cukup jauh. Apabila novel Ayat-Ayat" Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang terbit pada tahun 2008 sedangkan novel "Surga Yang Tak Dirindukan " karya Asma Nadia yang terbit pada tahun 2016.. Namun, keduanya memiliki kemiripan dan juga perbedaan terkait dengan citra perempuan, menjadi hal menarik tersendiri bagi peneliti untuk mengkajinya.

Rumusan Masalah 

Bagaimana persamaan citra perempuan yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat" Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan novel "Surga Yang Tak Dirindukan " karya Asma Nadia? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun