Mohon tunggu...
Desi Kurnia
Desi Kurnia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbandingan Tokoh Perempuan dalam Novel Ayat-ayat Cinta Dengan Novel Surga yang Tak Dirindukan

22 Januari 2018   19:52 Diperbarui: 22 Januari 2018   19:59 2612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

" Aku Mei Rose dan hidupku bukan dongeng. Sebab dongeng selalu bermuara padaa dongeng tentangkebahagiaan."(hal. 17).

Kutipan di atas, menunjukkan sikap realistis Mei Rose yang tidak ingin mempercayai kehidupan yang seindah kisah dongeng, selama hidupnya ia selalu mengandalkan akal sehat tanpa harus terbuai dengan kisah berujung bahagia seperti dongeng.

Tercitra sebagai Perempuan yang Memiliki Tekad Kuat

"Aku Mei Rose, dan aku bersumpah." "Kebodohan ini tidak akan terulang." 

(hal.77).

Dari kutipan di atasmenjelaskan bahwa tekad yang kuat dari seorang perempuan yang telah merasakan kejadian buruk dalam hidupnya, dia tidak ingin mengulang kesalahan yang pernah dilakukan.

Tercitra sebagai Istri yang Mengutamakan Tugas Domestik

"Aku ingat, saat kedua kaki masih harus berjingkat agar bisa melihat periuk nasi, aku sudah biasa memasak. A-ie memberiku sebuah dingklik untuk berpijak Pernah tubuhku goyah hingga terjatuh. Untung hanya tangan yang terkena tumpahan kuah sup yang berasal dari panci."(hal. 20). 

Dari kutipan di atas terlihat bukan hanya pekerjaan domestik dalam hal mengepel, menyapu dan mencuci yang dilakukan Mei Rose. Tetapi, pekerjaan domestik seperti memasak harus ia kerjakan juga.

Tercitra sebagai Istri yang Menyayangi Suami

"Dan selama melalui hari-hari pernikahan, Mei Rose membuktikan diri sebagai istriyang baik. Dia bahkan tidak pernah meminta uang belanja yang menjadi haknya sebagai istri, pada Pras."(hal. 283).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun