" Aku Mei Rose dan hidupku bukan dongeng. Sebab dongeng selalu bermuara padaa dongeng tentangkebahagiaan."(hal. 17).
Kutipan di atas, menunjukkan sikap realistis Mei Rose yang tidak ingin mempercayai kehidupan yang seindah kisah dongeng, selama hidupnya ia selalu mengandalkan akal sehat tanpa harus terbuai dengan kisah berujung bahagia seperti dongeng.
Tercitra sebagai Perempuan yang Memiliki Tekad Kuat
"Aku Mei Rose, dan aku bersumpah." "Kebodohan ini tidak akan terulang."Â
(hal.77).
Dari kutipan di atasmenjelaskan bahwa tekad yang kuat dari seorang perempuan yang telah merasakan kejadian buruk dalam hidupnya, dia tidak ingin mengulang kesalahan yang pernah dilakukan.
Tercitra sebagai Istri yang Mengutamakan Tugas Domestik
"Aku ingat, saat kedua kaki masih harus berjingkat agar bisa melihat periuk nasi, aku sudah biasa memasak. A-ie memberiku sebuah dingklik untuk berpijak Pernah tubuhku goyah hingga terjatuh. Untung hanya tangan yang terkena tumpahan kuah sup yang berasal dari panci."(hal. 20).Â
Dari kutipan di atas terlihat bukan hanya pekerjaan domestik dalam hal mengepel, menyapu dan mencuci yang dilakukan Mei Rose. Tetapi, pekerjaan domestik seperti memasak harus ia kerjakan juga.
Tercitra sebagai Istri yang Menyayangi Suami
"Dan selama melalui hari-hari pernikahan, Mei Rose membuktikan diri sebagai istriyang baik. Dia bahkan tidak pernah meminta uang belanja yang menjadi haknya sebagai istri, pada Pras."(hal. 283).