Dari kutipan di atas menjelaskan sosok Mei Rose yang sudah terbiasa mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain bahkan suaminya sendiri. Ia tidak pernah meminta haknya dalam bentuk materi.
Tercitra sebagai Seorang Ibu yang Tidak Menginginkan Kehadiran Buah Hatinya
"Seandainya bisa kutabrakan perut bunting sialan ini ke kendaraan mana saja yang melaju cepat. Persoalan akan selesai."(Hal.121).
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa Mei Rose benar-benar tidak menginginkan kehadiran anak itu di dunia ini. Kebenciannya telah tertanam dalam benak dan hatinya.
Tercitra sebagai Seorang Ibu yang Peduli dan Menyayangi Anak-anaknya
"Aku tidak lagi membuang muka bahkan bersedia menimang dan  menyentuh makhluk kecil yang hanya bisa menangis itu..."(hal.257).Â
Berdasarkan kutipan di atas, rasa sayang dan naluri Mei Rose sebagai seorang ibu muncul ketika menyaksikan bayi mungil yang tak berdaya itu.
Tercitra sebagai Seorang Pekerja Kantoran
"sebelum membenahi tas dan meninggalkan kantor."(hal. 124).Â
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa sosok Mei Rose sebagai perempuan mampu bekerja di dalam tugas publik yaitu sebagai pegawai kantoran.
Pengaruh novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia.