Setelah puas bercakap cakap. Â Malam itu Ayu Wulan membuat makan malam yang sangat enak buat mereka. Â Daging ayam, daging rusa, ikan bakar dan sayuran segar. Â Arya Dahana yang sudah sangat lama tidak menikmati masakan yang benar benar dimasak dengan bumbu lengkap seperti orang kalap hingga kekenyangan. Â Dyah Puspita juga menikmati makan malam itu dengan tenang dan nyaman. Â Hanya Sima Lodra yang terlihat agak cemberut karena porsi makan untuknya hanya sedikit saja.Â
Begitu semua hidangan telah lenyap dalam perut, Sima Lodra melompat keluar rumah menyelinap dalam hutan. Â Sepertinya makanan tadi hanya kudapan saja baginya. Â Arya Dahana sendiri melompat juga ke dalam..... selimut. Â Tak kuat lagi menahan kantuknya. Â Apalagi setelah melihat ternyata Ayu Wulan telah menyiapkan alas tidur yang empuk dan menggiurkan kantuk di ruang depan. Â Dyah Puspita berpamitan keluar rumah sebentar agar bisa berlatih.
Malam berlalu dengan penuh ketenangan. Â Pagi dibuka dengan sangat ceria. Â Suara burung cucakrawa menyapa keheningan. Â Diikuti jeritan panjang owa jawa yang sedang bermain main dengan saudara saudaranya. Â Berebut embun yang menggelantung lemas di pipi dedaunan. Â Gemericik air sungai yang terdengar bahkan mengalun berirama seperti gamelan yang tidak pernah tertidur.
Dyah Puspita terjaga dari tidurnya. Â Dilihatnya Arya Dahana sudah tidak ada di kantung tidurnya yang beralas empuk. Â Masih terdengar dengkur halus di kamar sebelah. Â Tanda Ayu Wulan masih nyenyak tertidur. Â Dyah Puspita keluar mencari udara segar pagi hari. Â Matanya mencari cari Sima Lodra. Mereka bertiga sudah berjalan dan berpetualang bersama selama berbulan bulan. Â Harimau itu ibarat sudah menjadi keluarga baginya.
Matanya bertemu dengan sepasang mata yang sedikit menatap curiga kepadanya. Â Mata seorang perempuan tua yang terlihat masih menyisakan gurat gurat kecantikan masa lalunya.Â
"Kamu siapa nduk? Â Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Namaku Dyah Puspita nek...aku kesini mau ketemu dengan Nyi Genduk Roban..nenek kah orangnya?"
"Nek..aku yang mempersilahkan mereka kemarin siang. Â Aku rasa mereka orang baik baik nek.." tiba tiba Ayu Wulan muncul di samping Dyah Puspita dan terus berjalan memeluk perempuan tua itu.Â
Nyi Genduk Roban tersenyum sabar. Â Dibelainya rambut cucunya yang masih tergerai kusut,
"Ora opo opo nduk cah ayu....baiklah Dyah Puspita. Â Kenapa kamu mencari aku?"
Belum sempat Dyah Puspita mengutarakan maksud kedatangannya. Â Tiba tiba terdengar suara angin dingin bersuitan yang diikuti kelebatan dua bayangan yang tiba di depan mereka.